Sofyan Husein Siregar

Kolaborator Ulang, Peneliti yang Konkret

MENJADI Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi di Universitas Riau sejak 18 Januari 2023 hingga 2027 mendatang, sosok Dr. Sofyan Husein Siregar dikenal sangat konsisten mengawal kerjasama pendidikan.

Pria kelahiran Padang Sidempuan, 23 Januari 1968 ini bahkan mampu mengembangkan nota kesepahaman bersama dengan 19 perguruan tinggi lain di tingkat ASEAN.

Kala itu, Sofyan Husein Siregar mewakili Rektor menghadiri Penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) Pusat Studi ASEAN (Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara-red), di Jakarta.

Kegiatan penandatanganan Nota Kesepahaman ini, dilakukan dalam konferensi PSA (Pusat Studi ASEAN) melalui Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bersama dengan pimpinan 19 Perguruan Tinggi, satu diantaranya UNRI.

“Kerja sama ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi UNRI, apalagi memang berada dalam kerangka pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Kita tentunya ingin realisasi kerja sama ini juga berdampak pada pengembangan kualitas dan mutu pendidikan yang dihasilkan oleh UNRI,” ujar Sofyan.

Lulus dari SMA Negeri 1 Padang Sidempuan pada tahun 1985, Sofyan menyelesaikan pendidikan Sarjana Perikanan dalam Bidang Keahlian Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIK di IPB University pada tahun 1991.

Sofyan lalu melanjutkan ke University Of Newcastle dan melengkapi gelarnya pada 1996. Ia lalu menjadi Doktor pada 2002 dari Kyoto University dan memperoleh gelar dengan minat ekologi laut.

Memulai karir sebagai dosen di Fakultas Perikanan Universitas Riau (UNRI), banyak capaian-capaian yang dihasilkan dosen Pascasarjana Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana UNRI ini, berkat konsistensinya.

Sofyan mengungkapkan, perguruan tinggi perlu melakukan pengembangan berbagai riset mengenai permasalahan nyata dari DUDI, masyarakat, dan pemerintah.

"Selain itu penting untuk melihat apabila kita memiliki inovasi dan keahlian yang sesuai, sehingga bisa menjadi solusi dari permasalahan yang ada," ujar Sofyan.

Sebagai kolaborator ulung, Sofyan juga menjajaki kerja sama bidang pendidikan dengan sejumlah universitas luar (PT) negeri untuk bidang penelitian, publikasi, dan konferensi bersama.

Ada tiga universitas Belanda yang digandeng dalam kerjasama saat itu, yaitu Wageningan University Research (WUR), Van Hall Larensen University, dan Groningen University.

Bahkan, delegasi AICHI KAIUN hi Kaiun Co Ltd Nagoya Jepang dan Research Institute For Humanity and Nature Kyoto Jepang tertarik untuk mengunjungi Universitas Riau (UNRI).

“Kami melakukan penjajakan kerja sama penelitian yang nantinya akan ditindaklanjuti melalui Fakultas Pertanian UNRI tentang pemanfaatan debu hasil pembakaran kernel sawit untuk dijadikan pupuk dan penetralisir tanah gambut yang dinisiasi oleh perusahaan Jepang AICHI KAIUN Co Ltd dan Research Institute For Humanity and Nature,” ujar Sofyan.

Salah satu langkah penting Sofyan adalah pelaksanaan Program matching fund Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dirasa sangat membantu optimalisasi riset di kampus.

Menurutnya,matching fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kemdikbudristek agar terciptanya kolaborasi dan sinergi strategis. Khususnya bagi insan perguruan tinggi dengan pihak mitra.

"Program matching fund ini sangat bermanfaat, khususnya bagi kegiatan riset yang sangat produktif. Program ini juga menjadi ajang yang mewadahi kebutuhan riset dosen-dosen kami," kata Sofyan.

Sofyan berhasil mendapat dana penelitian dari Kemendibudristek sebesar Rp350 juta ditambah dari mitra industri sebesar Rp600 juta-Rp700 juta setahunnya.

Uang itu digunakannya untuk mengatasi masalah replanting atau penanaman kembali batang sawit dari perkebunan sawit masyarakat di Kabupaten Pelalawan, Riau.

"Jadi replanting sangat penting agar lahan sawit tetap produktif, karena pohon kelapa sawit harus peremajaan jika usianya sekitar 25-30 tahun. Namun, ketika dilakukan peremajaan, batang pohon sawit yang ditebang menjadi sampah begitu saja dan masyarakat kehilangan penghasilan," katanya, menjelaskan.

Berkat berbagai usaha kerjasama yang dilakukan Sofyan, pada penyelenggaraan Malam Anugerah Diktiristek 2023 yang digelar Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Rabu, 13 Desember 2023 di Hotel Sheraton Grand Jakarta Gandaria City lalu, UNRI mendapat penghargaan Bronze Winner kategori anugerah kerjasama internasional terbaik untuk Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN BLU).

UNRI juga meraih Gold Winner sebagai Perguruan Tinggi Pelaksana Program Kompetisi Kampus Merdeka 2023 Liga 1 Regional 2.

"Tentunya dengan capaian yang diraih saat ini, UNRI akan terus berinovasi dalam mengembangkan merdeka belajar kampus merdeka, tutup Sofyan. *

Tinggalkan Komentar