Korbankan Karir Peneliti Demi Membangun Pertanian di Kampung Halaman
Program Studi Hama Penyakit Tanaman (HPT), Fakultas Pertanian. Angkatan 27
Banyak kalangan sarjana yang enggan bersedia pulang kampung dan membangun tanah kelahirannya. Namun tidak bagi seorang Saein. Bagi pria kelahiran Purbalingga ini, membangun kampung halaman melalui bekal ilmu di masa kuliah adalah hal berharga yang tak bisa dinilai dengan apapun.
Usai menuntut ilmu, sarjana Fakultas Pertanian, IPB University itu pulang ke kampungnya. Ia bertekad memajukan pertanian dan menaikan derajat petani di tanah leluhurnya, Purbalingga, Jawa Tengah.
Berbekal sepeda kesayangannya, setiap hari Saein menyambangi sawah milik keluarga di Kecamatan Bukateja, Purbalingga. Saat musim panen hampir tiba, ia memeriksa langsung kualitas padi miliknya. Ia juga memobilisasi para petani untuk kembali ke pertanian organik yang ramah lingkungan.
Saein mengorbankan karirnya sebagai peneliti di Balai Penelitian Padi Sukamandi demi membina 800 petani di wilayah Bukateja, Purbalingga. Saein tak bergantung pada bantuan pemerintah atau investor manapun, ia merogoh koceknya yang tak seberapa untuk riset pupuk dan pestisida organik, serta bibit padi berkualitas nomor wahid. Semuanya ia lakukan demi kemajuan petani yang ada di daerahnya.
Di tahun 2005, Saein menemukan varietas padi baru (Padi Mutiara) yang hemat pupuk dan tahan terhadap penyakit busuk daun. Tak hanya sampai di situ, pada tahun 2012, Saein menemukan varietas padi baru yang disebut Padi Mustikasari.
Bagi Saein, segala karya dan temuannya dicurahkan sepenuhnya untuk para petani di kampungnya. Saein berupaya mengembangkan pertanian ramah lingkungan, dengan membuat pupuk dan pestisida organik.
Untuk mempercepat penyebaran informasi kepada petani, ia kerap memberikan materi kepada penyuluh lapangan Dinas Pertanian, lengkap dengan praktiknya. Kini, sudah 20 hektar sawah digarap secara organik.
Berkat berbagai penemuan dan kerja kerasnya memajukan serta menghidupi petani di daerah Bukateja melalui pertanian organik, Saein beberapa kali diganjar penghargaan.
Penghargaan tersebut antara lain berasal dari Yayasan Kehati pada kategori Cipta Lestari Kehati (2009), Liputan 6 Awards pada kategori Inovasi (2011), dan Penghargaan Penyuluh Bantu Teladan di Istana Negara (2012).
Atas kontribusnya memberdayakan petani lokal dan terus berjuang untuk kampung halamannya, Saein masuk dalam kategori Penghargaan Anugerah Petani Pejuang dalam Anugerah Alumni IPB University 2021.
Sosok yang dikenal sederhana ini tak pernah berpangku tangan dengan siapapun. Ia terus melakukan riset dan penelitian, bukan untuk mencari pengakuan diri, tapi semata-mata untuk kemandirian para petani. Ia akan terus mendedikasikan pendidikan dan pengalaman di bidang pertanian untuk kemajuan pertanian di daerahnya.