Rio Ardiansyah Murda

Let it Wood, Let It Flow


KREATIF mengubah limbah kayu menjadi beragam kerajinan membuat Rio Ardiansyah Murda meraup omzet jutaan rupiah per bulan hingga produknya bisa dikenal di pasar Jepang dan Belanda.

Rio berhasil membaca peluang, ia mencoba meningkatkan nilai tambah kayu dengan membuat usaha kerajinan. Produk yang dihasilkannya terbuat dari limbah kayu dari bahan bekas peti kemas dan sebagian berasal dari kayu rakyat.

"Yang menjadi nilai tambah dari usaha kami yaitu bahan baku yang menggunakan kayu bekas (limbah) serta kayu rakyat," ungkapnya.

Bersama dengan dua rekannya yaitu Indra Lorenza dan Rendy Yudha Kurniawan, Rio merintis usahanya yang diberi nama Let It Wood sejak tahun 2017.

"Dengan membeli kayu rakyat, dapat meningkatkan kesejahteraan petani kayu rakyat," tambahnya

Rio menuturkan nama Let It Wood sendiri diambil untuk memberikan kesan kalau berbagai kebutuhan dapat dibuat dari kayu yang memiliki nilai estetis dan ekonomis yang jauh lebih baik.

Menggunakan nama Let It Wood, baginya kayu biarlah menjadi kayu dengan nilainya yang estetis dan karakternya yang kuat.

Material ini juga sangat ramah lingkungan dan mudah dibentuk. Banyak kreativitas yang bisa dilakukan dengan bebas, membiarkan berbagai gagasan tanpa batas. Let it flow.

Alumni yang pernah mengenyam Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University pada 2013 hingga 2017 ini, terbukti berhasil mengangkat nilai limbah kayu dalam beragam bentuk benda fungsional.

Penyuka komik ini memang selalu penuh gagasan. Selama mengikuti perkuliahan di IPB, ia juga termasuk mahasiswa yang aktif.

Rio pernah menjadi Kepala RT lorong 7 di asrama tingkat persiapan bersama (TPB) C3, Ketua kelas P05 di TPB, hingga menjadi asisten mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Ia juga menjadi anggota Komisi D Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Nusantara, Ketua Dewan Keluarga Mushola ‘Ibaadurrahmaan Fakultas Kehutanan, dan Ketua Angkatan Teknologi Hasil Hutan 50.

Pria kelahiran November 1994 ini melanjutkan pendidikan magister Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan pada 2017 hingga 2019 sebelum akhirnya memutuskan menjadi Dosen Institut Teknologi Sumatra pada 2020.

Let It Wood sendiri berproduksi di Ciampea Bogor. Produksinya sangat kreatif sehingga menyulap kayu-kayu bekas menjadi plakat, figura, hingga lukisan di atas kayu. Bahkan mampu membuat produk furniture.

Menguatkan keunikan kayu, ia menawarkan produknya dengan nama unik seperti Senidurukai, yaitu produk lukisan wajah yang terbuat dari kayu rakyat (pulai atau flamboyan) yang dilukis menggunakan solder bakar secara manual.

Selain itu, ada juga yang disebut Jamkai yang merupakan produk jam dinding yang terbuat dari kayu.

Tersedia juga produk yang disebut Potodinakai yang merupakan produk best seller dari Let It Wood. Proses pembuatannya menggunakan teknik transfer foto dan atau pyrography (lukis dengan solder bakar).

Tak hanya itu, banyak juga konsumen yang mencari plakat dan piala kayu sebagai produk souvenir custom dari kayu untuk kenang-kenangan event atau penghargaan.

Harganya juga bervariasi dan bisa diterima berbagai kalangan. Setiap produk dijual mulai dari harga Rp10 ribu, Rp50 ribu sampai Rp300 ribu, tergantung dari tingkat kesulitan dalam pengerjaan.

Meski awalnya belum banyak yang mengenal produk Let It Wood, Rio terus berusaha mengembangkan pemasaran bersama rekan-rekannya. Ia tak pernah surut dari niat awalnya membangun usaha ini.

"Motivasi awalnya adalah keinginan untuk berwirausaha dan bisa menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat yang berhubungan dengan keilmuan yang telah dipelajari," tutur Rio. Sebab itu, ia tak pernah merasa rugi jika usaha ini harus dilanjutkan dan dijalankan oleh siapapun.

Namun, usahanya terus mengalir dan produk-produk Let It Wood mulai berkembang dan dijual di media sosial, melalui instagram, facebook dan marketplace. Bahkan produknya semakin dikenal dari mulut ke mulut.

Hasilnya, produk ini bisa terjual ke berbagai wilayah Indonesia sampai akhirnya ada permintaan dari mancanegara seperti Jepang dan Belanda.

"Pemasaran produk sudah ke seluruh Indonesia dan juga dibawa untuk kegiatan di luar negeri seperti Belanda dan Jepang," ujar putra dari Bapak Murdaribo dan Ibu Siti Hodijah ini.

Dari usaha itu, pemuda asal Tasikmalaya ini bersama rekannya berhasil meraup omset jutaan rupiah per bulannya dari usaha Let It Wood yang dirintisnya ini. *

Tinggalkan Komentar