Mesin Penggerak di Tengah Krisis
Menjalankan mesin pertumbuhan ekonomi melalui ekspor, membutuhkan pemikiran yang kompleks mulai dari desain kebijakan hingga instrumen pembiayaan. Termasuk juga dari sisi organisasi.
Karenanya, kehadiran Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) begitu penting sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu yang didesain untuk mampu menjawab masalah-masalah ekspor yang tidak bisa dijawab oleh institusi biasa.
LPEI berwenang dalam menetapkan skema pembiayaan ekspor nasional, melakukan restrukturisasi pembiayaan ekspor nasional, melakukan reasuransi terhadap asuransi yang dilaksanakan di dalam skema, serta melakukan penyertaan modal.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan , LPEI dapat bergerak sinergis dan sinkron dengan keinginan Indonesia untuk mengubah ekspor dari yang tadinya hanya bersifat raw material dari sumber daya alam menjadi ekspor berdasarkan nilai tambah, produktivitas, kreativitas, dan keunggulan kompetitif. Keberhasilan ekspor menjadi engine of growth bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Tugas luar biasa itu kini bertampuk kepada Rijani Tirtoso yang pada Januari 2022 diangkat sebagai Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank).
Nama Rijani Tirtoso memang jarang terdengar di kalangan masyarakat. Namun, perempuan kelahiran Jakarta, 5 November 1961 ini memiliki pengalaman mumpuni dalam mendorong perekonomian Indonesia. Pengalaman dan keahliannya membuktikan banyak ke publik seperti apa kiprah dan keapiawaiannya di bidang audit.
Rijani merampungkan pendidikan tingginya di IPB University dan lulus pada 1984 dengan gelar Sarjana - Keahlian Tanah. Kemudian, Riyani mengambil S2 Magister - General Management di University Of Illinois At Urbana-Champaign Amerika Serikat pada 1994.
Setelah terjun ke dunia kerja, banyak jabatan yang pernah diemban. Salah satunya, Rijani pernah menjabat sebagai Group Head Corporate Credit Risk Management PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2005 - 2008).
Jabatannya berlanjut sebagai Group Head Internal Audit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2008), SEVP Internal Audit PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2008 - 2015), SEVP Retail Risk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2015 - 2019), Project Advisor of Business Process Reengineering PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2019), dan anggota Dewan Direktur Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) pada 2019 hingga Januari 2022.
Rijani juga pernah menjadi sekretaris eksekutif Agus Martowardojo saat menjabat sebagai Direktur Utama Bank Exim. Rijani bahkan disebut-sebut sebagai orang kepercayaan Agus menjabat sebagai Menteri Keuangan RI.
Berbagai langkah cepatnya dilakukan bersama LPEI. Salah satunya adalah berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam meningkatkan kapasitas pelaku industri kecil dan menengah (IKM) berorientasi ekspor dalam menghadapi pasar global.
Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama dan peresmian Desa Devisa Klaster Gula Semut di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
LPEI juga menghadirkan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang merupakan peserta program rintisan eksportir baru atau yang dikenal dengan Coaching Program for New Exporter (CPNE) di perhelatan G20.
Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso mengatakan para peserta program rintisan eksportir baru dihadirkan untuk menunjukkan ketahanan UKM Indonesia di tengah pandemi COVID-19. Program tersebut pada masa pandemi COVID-19 telah melahirkan lebih dari 2.000 alumni.
Dalam tata kelola dan pelaksanaan mandat, Rijani bersama LPEI menegaskan konsistensinya menerapkan zero tolerance to corruption di lingkungan kerja dan semua pemangku kepentingan LPEI.
Manajemen LPEI bekerja keras memperbaiki semua aktivitas secara signifikan dengan menerapkan code of conduct dengan sanksi yang jelas dan tegas demi mencegah terjadinya penyimpangan.
“Lembaga juga melakukan penguatan risk management melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terkait risk awareness baik terkait credit risk, operational risk, legal risk termasuk reputation risk, prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance,” tegas Rijani. ***