Petani Muda yang Terinspirasi Impor Rp17 Triliun
Sutarjo salah satu alumni IPB sukses mengeluti usaha pertanian. Ia sukses menjadi pengusaha muda pertanian di usianya yang masih kepala dua. Awal pertama Sutarjo mulai berbisnis sejak masih menjadi mahasiswa di IPB pada 2010.
Sutarjo menjual sejumlah aneka barang untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Siapa sangka, ketekunan dan kerja kerasnya berjualan menempanya menjadi sosok pengusaha muda seperti sekarang.
Saat ini Sutarjo merupakan Direktur STJ Farms, di mana salah satu fokus usahanya adalah komoditas hortikultura.
Dari usahanya itu, Sutarjo meraup omset ratusan hingga miliaran rupiah.
“Jadi, usaha pertanian ini sangat potensial karena orang sangat membutuhkan hasil olahan bumi,†kata Sutarjo belum lama ini.
Sang Petani Milenial ini mengungkapkan alasannya memilih usaha pertanian. Pertama nilai impor pada tahun 2011 mencapai Rp 17 triliun. Kedua Indonesia negara yang kurang memanfaatkan lahan pertanian.
“Maka dari itu saya berkarir di dunia usah pertanian. Saya bertani sayur dan buah buahan karena potensinya besar,†kata Sutarjo.
Sutarjo mengaku banyak mendapatkan income atau pendapatan dari hasil pertanian. Sebab pertanian ini terbagi menjadi dua. Pertama menghasilkan produk dan jasa.
Di mana untuk produk dalam dunia pertanian bisa menghasil buah segar, bibit, dan buah bisa diolah atau olahan buah. Sedang untuk jasa sendiri yaitu pelatihan. Dalam jasa pertanian Sutarjo bisa menghasilkan uang dengan memberikan pelatihan kepada orang.
Sutarjo berpesan bahwa memulai berbisnis tidak harus dimulai dengan perusahaan besar atau modal besar. Terpenting awal berbisnis ini harus membaca peluang bisnis.
"Kita jadikan bisnis peluang yang bisa mendapat tripel incom. Ketika buah belum panen dapat uang dari bibit. kalau bibit belum tumbuh dapat uang dari pelatihan. Bisnis ditopang dari budidaya dan pelatihan agrorisem.
Di tahun 2016 Sutarjo mendapat penghargaan dari Kementerian Pertanian di Boyolali sebagai salah satu praktisi muda pertanian.(*)