Perantara Ilmu, Jembatan Penelitian
BERKEMBANGNYA produksi hortikultura di Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara menjadi momen paling berkesan bagi masyarakat Mandailing Natal yang 99 persen bermata pencaharian sebagai petani.
Komoditas hortikultura seperti cabai merah, daun seledri, kubis, tomat, kacang buncis, dan jeruk keprok, dengan tambahan tanaman perkebunan yaitu kopi, produksinya terbukti meningkat berkat pendampingan penggunaan teknologi tepat guna dan managemen pertanian.
Adalah Nurul Amri Komarudin lulusan Departemen Geofisika dan Meteorologi (GFM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University tahun 2016 yang berhasil menjadi fasilitator lapang pendamping petani dalam mengembangkan produksi hortikultura.
Lelaki kelahiran Cirebon tahun 1993 ini lalu mengarahkan penggunaan teknologi tepat guna dan managemen pertanian. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University dengan Dinas Pertanian Mandailing Natal yang diberi nama program Stasiun Lapang Agrokreatif IPB (SLAK) yang saat itu dilakukan pada 2017. Amri berperan sebagai Manajer dalam program itu.
Kehadiran Nurul Amri bagi masyarakat sekitar, dinilai memberi manfaat jangka panjang yang sangat mempengaruhi pendapatan petani.
Keberhasilannya juga terbukti dari penetapan Provinsi Sumatera Utara yang merupakan provinsi dengan sektor potensial hortikultura yaitu tanaman cabai besar yang dijadikan komoditas prioritas dalam program pengembangan jangka panjang tahun 2016-2045 dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan).
Berkat berbagai pengembangan yang dilakukan dan dukungan semua pihak, kini cabai merupakan komoditas yang layak untuk dijadikan sebagai produk unggulan Kabupaten Mandailing Natal.
Paska pendampingan, menurut BPS Madina dalam Angka pada 2021, dengan luas panen 394 ha, produksi cabai di daerah ini mencapai 5348.4 ton.
Bahkan dalam jangka panjang Kabupaten ini merencanakan untuk menjadi daerah agrowisata yang sekaligus sebagai salah satu pusat agrobisnis di Provinsi Sumatera Utara.
Keberhasilan pendampingan Amri mendorong keinginan masyarakat untuk meminta kembali Nurul Amri melanjutkan melakukan pendampingan.
"Sebagai petani, masyarakat Mandailing Natal secara teknis sebenarnya sudah mengerti cara bertani, tetapi masih kurang pemahaman mengenai hama dan penyakit yang menyerang tanaman hortikultura," tutur Amri.
Nurul Amri Komarudin kini berlabuh sebagai dosen Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Lingkungan dan Teknologi Mineral, Universitas Teknologi Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Amri berfokus pada keahlian di bidang Kebijakan Lingkungan, Ekonomi Lingkungan, Perubahan Iklim, dan Efek Gas Rumah Kaca. Berbagai penelitian tentang hal itu ia publikasikan dalam skala nasional dan internasional.
Diterima di IPB University pada 2012, Amri juga merupakan aktivis Indonesia Green Action Forum Agrometeorologi.
Ia juga pernah belajar di Universitas Filipina Los Baños dan memperoleh Master of Science Non Gelar dalam Ketahanan Pangan dan Perubahan Iklim pada 2019.
Disana, Amri melakukan penelitian sosial tentang penilaian keberlanjutan dan ketahanan produksi beras dan kakao di Camarines Sure, Filipina.
Nurul Amri Komarudin melanjutkan pendidikan S-2 Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan pada 2019 dan lulus dengan perolehan Cum Laude pada 2021.
Saat menjalankan pendidikan disana, Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA) memberikan
beasiswa kepada dua mahasiswa Sekolah Pascasarjana IPB University yang salah satunya adalah Nurul Amri
Komarudin selain Soraya Rizki Sanidita dari Program Studi Ilmu Nutrisi Ternak dan Pakan 2018.
Beasiswa Fully Funded yang didapatkan Amri dari SEARCA ini diberikan untuk mendukung kegiatan Summer School keduanya di University of the Philippines Los Banos (UPLB) dan Kasertsart University (KU) yang diikuti oleh 15 perguruan tinggi yang tergabung dalam Southeast Asian University Consortium for Graduate Educational in Agriculture and Natural Resources (UC).
Nurul Amri Komarudin memperoleh gelar Master of Science di University of the Philippines Los Baños pada 2019.
Sebelum memutuskan sebagai dosen UTS NTB, Nurul Amri Komarudin meniti karirnya sebagai Asisten Dosen Mikrometeorologi pada 2016.
Setahun kemudian hingga 2018, ia menjadi Manajer Ekspor di AgriSocio, sebuah social enterprise di bawah naungan PT. Global Inovasi Hijau yang bergerak di bidang pengolahan makanan dan minuman industri pertanian.
Amri kemudian menimba pengalaman sebagai Asisten Peneliti: Implementasi Kebijakan Lingkungan Pada Sektor Swasta di Sumatera Selatan bersama LPPM-IPB University pada 2019 hingga 2020.
Ia kembali menjadi Asisten Dosen Bagian Klimatologi, Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB University pada 2020, lalu menjadi Asisten Peneliti Pusat Penelitian Perubahan Iklim Universitas Indonesia selama setahun hingga 2021 sebagai Ketua Tinjauan Sistematis Proyek Agribio.
Ia lalu kembali lagi menjadi Asisten Peneliti di Universitas Perguruan Tinggi London pada 2021 dengan melakukan pengumpulan data tentang budaya Simpatik di DKI Jakarta. Amri kemudian menjadi Tim Verifikasi Proyek Kebutuhan Bahan Baku Jagung untuk Industri PT. SUCOFINDO (Persero) pada 2021 hingga 2022.
Lalu sejak 2022 ia memilih menjadi Dosen Teknik Lingkungan di Universitas Teknologi Sumbawa, NTB hingga sekarang. Keterlibatannya dalam dunia keilmuan semakin kuat saat menjadi Academic Project Officer untuk LKYSPP di Asia Universitas Teknologi Sumbawa - Direktorat Keterlibatan dan Kerjasama Internasional di Sumbawa sepanjang 2022 hingga 2023.
Nurul Amri Komarudin juga tercatat sebagai akademisi yang berhasil memperoleh hibah penelitian dari Ford Foundation BPDLH. Penelitian yang berjudul “Traditional Ecological Knowledge dan Resiliensi Masyarakat Pedesaan terhadap Perubahan Iklim” itu berlangsung sejak November 2022 hingga Oktober 2023.
Hingga saat ini ia tetap bergelut sebagai peneliti dan membuat karya tulisan ilmiah. Menjadi perantara ilmu, Amri seperti jembatan bagi masyarakat dalam mengaplikasikan hasil-hasil penelitian.
Amri juga dikenal sebagai Co-Leadaer World CleanUp Day (WCD) Kabupaten Sumbawa dan menjadi perwakilan WCD NTB dalam kegiatan “Leaders Academy Nasional: World CleanUp Day 2023” yang dihadiri oleh 68 perwakilan dari 38 Provinsi di Indonesia.
WCD merupakan organisasi yang memiliki tujuan dan pencapaian untuk mengajak masyarakat ikut serta dalam proses pengurangan dan pengolahan sampah secara bijak dan menyatukan umat manusia dari berbagai budaya, agama, suku dan ras.
Berkat pergelutannya dalam keilmuan, Nurul Amri Komarudin ditunjuk sebagai salah satu perwakilan Indonesia dan menjadi poster presenter untuk kategori “Environment, Social Economics, and Business” dalam The 7th Quadrennial Internation Oil Palm Conference (IOPC) yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, Indonesia 14-16 Maret 2023 lalu.
Dalam kegiatan yang dihadiri 14 negara itu, Amri mempresentasikan hasil penelitiannya dengan judul “Implementation of Environmental Policy on Oil Palm Plantation in South Sumatra Province" yang merupakan hasil kolaborasi dengan Dr Hasril Hasan Siregar, Executive Director of Sumatera Planters Association – Badan Kerja Sama Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit.
Konferensi IOPC ini adalah kegiatan yang membahas hasil penelitian dan rekomendasi dari analisis data yang tersedia dari pembicara terkemuka tentang berbagai topik terkait industri hilir dan hulu, kebijakan, dan keberlanjutan sosial ekonomi dan kelapa sawit.
"Hasil penelitian ini nantinya akan di publikasikan pada IOP proceedings dengan reputasi jurnal terindex Q3," tutur Amri menjelaskan.
Konsisten dalam penelitian, Nurul Amri Komarudin berhasil mendapatkan hibah penelitian dari The Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA) dengan judul penelitian “The Challenges of Implementing Social Forestry Policies in Malang Regency, East Java Province, Indonesia."
Sebelumnya ia sukses melaksanakan penelitian dengan judul “Comparative of Greenhouse Gases Effects from Agricultural Activities in Bogor and Sumbawa”.
Adapun periode penelitian terbaru ini akan dilaksanakan sejak 1 Juni 2023 hingga 31 Mei 2024 mendatang dengan total hibah penelitian yang didapat adalah senilai 5000 USD.
The UC seed Fund Collaborative Research Grant, merupakan program hibah penelitian yang disediakan oleh SEARCA, dengan menyediakan dana sebesar 5000 USD, untuk topik penelitian di bidang pengelolaan sistem sumber daya alam yang berkelanjutan, kebijakan pangan dan pertanian, bioteknologi di bidang pertanian, pangan dan kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, bioinformatika, dan manajemen data di bidang pertanian.
Penelitian ini diketuai oleh Dr. Leonard Dharmawan, dosen Sekolah Vokasi IPB University dan berkolaborasi dengan dosen dan peneliti dari Universitas Brawijaya dan Universitas Teknologi Sumbawa.
Amri mengatakan, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tantangan yang dihadapi masyarakat dalam pengelolaan hutan dan merumuskan strategi untuk mengatasinya.
Amri dan tim berharap penelitian ini dapat membantu pemerintah dalam mencari jalan keluar dari kendala yang dihadapi oleh kelompok tani hutan dalam mengelola hutan negara. *