IPB Sejati, Menyelesaikan Pendidikan Sambil Bekerja
Menteri BUMN 2009-2011 Alumni IPB Angkatan : 10 (1973) Jurusan/Fakultas : FPIK-S1
Tumbuh sebagai anak yatim yang berasal dari pelosok pedesaan tidak menjadi penghalang bagi seseorang untuk meraih kesuksesan. Semua orang memiliki kesempatan untuk bisa menjadi apa yang diinginkan.
Itulah yang telah dibuktikan oleh Mustafa Abubakar, anak Pidie, Nanggroe Aceh Darusalam. Mantan Komisaris Utama Bank BRI ini lahir dan tumbuh seperti anak-anak kebanyakan. Tahun 1966, ia ikut seleksi calon siswa ikatan dinas Sekolah Perikanan Darat Menengah Atas selama 4 tahun untuk dikirim ke Bogor.
Empat tahun kemudian, pada tahun 1970, Mustafa menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Perikanan Darat Menengah Atas (SPDMA) dengan predikat pertama. Ia pun kembali pulang ke Aceh untuk mengabdi sebagai asisten pengajar di SMPMA Banda Aceh. Pada tahun 1973, Ia kembali dikirim dengan status sebagai mahasiswa tugas belajar di IPB dengan proses seleksi yang ketat. Mengingat basic yang dimiliki adalah perikanan, Ia pun kemudian mengambil jurusan sesuai dengan basic yang dimiliki.
Selain kuliah, ia aktif juga di kegiatan kemahasiswaan terbukti pernah menjadi Ketua Dewan Mahasiswa, Ketua Senat Mahasiswa, aktivis HMI dan menjadi mahasiswa teladan nasional, sampai saya juga bisa terpilih sebagai ketua masyarakat aceh bogor.
Meski berkecimpung di organisasi, namun prestasi akademiknya tidak pernah menurun. Kepada Alumniipb.org, Mantan Menteri BUMN ini membocorkan rahasia kesuksesannya menyeimbangkan antara akademik dengan organisasi. Ia tidak pernah duduk di belakang supaya lebih fokus mendengarkan penjelasan dari dosen.
Sering berdiskusi dengan teman-teman dan kebiasaanya tidur cepat dan bangun awal waktu. Lulus sarjana, Mustafa Abubakar langsung melanjutkan pendidikan S2 di tempat yang sama berkat tawaran mantan Rektor IPB Prof Andi Hakim Nasution. Saat statusnya masih mahasiswa pascasarjana, Mustafa diterima di sebuah perusahaan konsultan pusat pengembangan agribisnis untuk proyek Bank Dunia.
Meski akhirnya, program masternya terbengkalai. Setelah 10 tahun karirnya di bidang konsultan, ia mencoba membuka usaha konsultan yang diberi nama Aquatik Consultan. Selama menjalani usahanya itu, ia terpilih menjadi Ketua Masyarakat Perikanan Nusantara dan terlibat untuk mendirikan Kementerian Kelautan dan Perikanan sembari menyelesaikan program Magister Pengelolaan Sumberdaya Perairan.
“Begitu saya selesai S2, alhamdulillah nilai saya bagus dua profesor membujuk saya untuk melanjutkan ke program doktor. Istri saya waktu itu tidak setuju karena mengkhawatirkan saya nanti akan menjadi stess. Namun, profesor saya itu berhasil membujuk istri saya. Alhamdulillah saya berhasil menyelesaikan program doktor saya selama 21 bulan tahun 2004 pada program studi teknologi kelautan. Inilah kenapa saya katakan bahwa saya IPB sejati, Menyelesaikan Pendidikan Sambil Bekerja,†tegasnya.