Anugerah Mulia Sultan Brunei Darussalam
Mohammad Nabil Almunawar. Kisahnya ditulis dalam buku “Meraih Mimpi ke Luar Negeri: 71 Kisah Sukses Diaspora Indonesia di Brunei” yang ditulis Efri Yoni Baikoeni pada 2017, karena prestasinya sebagai Dosen Teladan Universiti Brunei Darussalam (UBD), Bandar Seri Begawan, Negara Brunei Darussalam dalam rangka perayaan HUT UBD ke-25.
Penganugerahan itu diberikan langsung oleh Sultan Haji Hassanal Bolkiah dalam sebuah acara meriah di Dewan Chancellor UBD. Nabil, dosen bisnis di perguruan tinggi itu adalah salah seorang dari 8 penerima penghargaan atas keteladanannya dalam pendidikan, selain selalu menunjukkan sikap yang proaktif dan kreatif selama menjalankan tugasnya.
Acara megah penghargaan dihadiri oleh para kerabat diraja saat itu, diantaranya Menteri Pendidikan Pehin Dato Awg Abu Bakar dan Vice Chancellor (Rektor) UBD Dato Paduka Zulkarnain.
Para penerima lainnya adalah Pg Mohamed bin Pg Damit dalam bidang Sastra dan Kemanusiaan, Awg Rozaiman bin Makmun dalam bidang Pendidikan, Malcolm Ringland Anderson dalam bidang Sains, Mohamad Ayub Sadig dalam bidang Ilmu Kesehatan dan Awg Lim Chui Hua dalam bidang Management and Professional.
Prestasi dan penghargaan mulia yang dianugerahkan kepada Nabil oleh Sultan Hassanal Bolkiah dinilai pantas oleh banyak pihak. Termasuk para mahasiswa dan staf pegawai Kanan Kerajaan pada posisi penting. Beberapa ide dan pendidikan yang diajarkan Nabil, sempat diterapkan di Kerajaan Brunei hingga berdampak luas.
Mohammad Nabil Almunawar adalah dosen di Program Studi Business & Manajemen, Universiti Brunei Darussalam (UBD), Bandar Seri Begawan, Negara Brunei Darussalam. Ia juga merupakan mantan dekan UBD School of Business and Economics (SBE).
Nabil berdiaspora ke Brunei sejak bulan Juli 1999. Putra kelahiran Palembang, 10 September 1960 ini, memang cukup dekat dengan dunia teknologi dan informasi sejak mengenyam pendidikan.
Pendidikannya di SMA Negeri 14 Jakarta dilanjutkan dengan kuliah ke Fakultas Teknologi Pertanian IPB University hingga tamat pada 1983. Di masa kuliah, Nabil cukup aktif berorganisasi dan pernah menjadi Ketua Himpunan Profesi Teknologi Hasil Pertanian pada 1982- 1983.
Lulus dari IPB University, suami dari Chadijah Shahab ini menjadi dosen muda pada 1984 hingga 1999 dan sempat diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Keinginannya untuk maju, membuat Nabil mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikan.
Ia mendapatkan gelar Master (MSc Computer Science) dari Department of Computer Science, University of Western Ontario, London, Canada pada tahun 1991 dan PhD dari University of New South Wales (School of Computer Science and Engineering, UNSW) pada 1997.
Selama PhD penelitiannya, ia juga bekerja di School of Computer Science and Enginnering, UNSW sebagai tutor dan dosen paruh waktu di bidang Pemrograman dan Basis Data, sebelum akhirnya datang ke UBD pada tahun 1999.
“Digitalisation and Organisation Design Knowledge Management in the Asian Digital Economy” dan “Digital Transformation Management: Challenges and Futures in the Asian Digital Economy” dan adalah dua buku terbaru yang diterbitkan Routledge, London pada Februari 2022 lalu. Nabil telah menerbitkan lebih dari 15 buku dalam lima tahun terakhir ini.
Dalam dua buku terbaru itu dituturkan keterhubungan manusia, informasi dan teknologi dalam konteks ekonomi digital dengan mengamati pergerakan cepat negara-negara Asia menuju ekonomi digital. Paparannya berusaha mendukung terjadinya ide-ide inovatif dan kreatif untuk memenuhi peluang pasar yang besar ketika pelanggan siap memasuki era digitalisasi.
Perkembangan e-commerce di kawasan Asia yang terlihat pesat, berbagai platform dari perusahaan unicorn yang makin kuat membangun keterlibatan sosial serta munculnya e-commerce lokal yang perlahan mulai menembus pangsa pasar internasional, termasuk menjadi perhatian Mohammad Nabil Almunawar.
Ia juga sering memberikan kajian, bagaimana inisiatif yang dilakukan pemerintah Sultan Brunei Darussalam pada tahun 2016 dengan mendirikan Darussalam Enterprise (DAre).
Melalui berbagai jurnal yang ditulisnya, Almunawar mendorong untuk mendukung pemanfaatan e-commerce oleh UMKM di Brunei, memberikan pemikiran penting untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi upaya adopsi e-commerce oleh mereka.
Almunawar telah menerbitkan lebih dari 100 makalah dalam jurnal referensi, buku dan aktiif dalam konferensi internasional. Pengalaman mengajarnya di bidang komputer dan sistem informasi kini sudah lebih dari 30 tahun.
Minat penelitiannya secara keseluruhan adalah penerapan TI dalam konteks manajemen dan e-commerce, e-business, hingga e-government. Dia juga tertarik dalam teknologi berorientasi objek, pencarian informasi multimedia, kesehatan hingga sistem informasi dan keamanan informasi.
Almunawar juga cukup sering menjadi bintang di media massa Brunei. Bahkan media di negeri berkonsep monarki muslim Melayu ini, menyebut dirinya sebagai “Indonesian Senior Lecturer”.
Selain aktif dalam dunia akademik, Nabil juga aktif dalam kegiatan sosial bahkan pernah terpilih sebagai Ketua Kerabat Nusantara (KN), wadah berhimpun masyarakat Indonesia di Brunei. Kini KN berubah menjadi Persatuan Masyarakat Indonesia (Permai).
Tidak hanya itu, meski sibuk sebagai seorang akademisi di UBD, Nabil juga aktif berbagi ilmu dalam forum pengajian Alquran “Zanjabil” yang banyak diikuti oleh warga Indonesia dan menerbitkan Tafsir Zanjabil, yaitu Tafsir Al-Quran berdasarkan kajian yang disampaikan pada pengajian Zanjabil. ***