Terobosan Peran dan Tangan Tuhan
ADA sebutan unik bagi Fakultas Kedokteran Hewan IPB University yang saat itu disingkat FKH IPB; fakultas yang kini berubah nama menjadi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University.
Sebutan unik itu merupakan plesetan singkatan yang menyebut FKH sebagai Fakultas Kesenian dan Hiburan.
Ungkapan itu malah berkesan di hati mahasiswa, alumni dan dosen yang mengalami masa-masa indah berkegiatan dan berkreativitas.
Memang tidak berlebihan jika predikat Fakultas Kesenian dan Hiburan IPB ini melekat di lingkungan para pejuang veteriner ini.
Sebab, fakultas ini kerap menggelar acara kesenian dan kreativitas mahasiswa, baik di dalam kampus maupun di luar kampus.
Mereka yang tengah jenuh dengan materi akademik, kerap bersama-sama membuat acara kesenian meski pada waktu itu jumlah mahasiswanya lebih sedikit dari fakultas lainnya.
"Kegiatan itu jadi penyeimbang pada waktu kami, mahasiswa, tengah jenuh dengan berbagai materi akademik," kenang Fitri Nursanti Purnomo yang pernah menjadi Ketua Alumni IKA FKH IPB University.
Perempuan yang lulus Fakultas Kedokteran Hewan IPB University pada tahun 1987 ini, kini menjalani karirnya sebagai Head of Government Relations Corporate Affairs di PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk.
Ia tidak menampik, masa-masa indah kuliah di IPB University itu membuat dirinya belajar banyak hal.
"Saya banyak belajar sebagai penyelenggara event dan keterusan sampai sekarang," ungkap Fitri, panggilan akrabnya.
Benar saja, berkat berbagai pengalaman di masa mudanya, sejak 2013 Fitri menjadi Direktur sekaligus Co Founder PT Permata Kreasi Media.
Perusahaan ini dikenal sebagai penyelenggara International Livestock, Dairy, Meat Processing, and Aquaculture Exposition (ILDEX), even pameran bertaraf nasional dan internasional yang menampilkan perkembangan teknologi industri peternakan dan perikanan dari hulu hingga hilir.
Fitri menyadari proses pembelajaran saat kuliah harus terus berkembang, bukan hanya karena diri sendiri, tetapi juga karena lingkungan yang saling mendukung.
Ia pun bertutur tentang indahnya kenangan di Taman Kencana Bogor, tempat ia dan teman-temannya begadang untuk menghafal nama-nama bagian, fungsi tulang, otot, saraf, pembuluh darah dan lain-lain untuk persiapan ujian anatomi.
"Diantara praktikum, kami kerap bikin acara, mencari dana dan lain-lain. Kami memanfaatkan libur dengan kerja lapang. Rasanya kumpul bersama dengan teman-teman lebih seru. Jadi,kami gak betah libur lama di rumah," tuturnya bercerita, hangat.
Suasana itu juga yang membuat Fitri dan teman-teman angkatannya saat masuk IPB University tahun 1982, tetap solid sejak usia 20 tahunan hingga sekarang rata-rata sudah berusia 60-an.
Fitri lahir di Jakarta, 1 Maret 1963. Sebelum diterima di IPB University, ia mengenyam pendidikan Sekolah Dasar Yayasan Perguruan Cikini, Jakarta dan lulus tahun 1975.
Di yayasan yang sama, ia melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama dan lulus tahun 1979.
Pendidikan masa remajanya ia dapatkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Jakarta dan lulus tahun 1982.
Di tahun yang sama, ia diterima di Fakultas Kedokteran Hewan IPB University dan menyelesaikan pendidikan sarjananya pada 1987.
Fitri lalu melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana dan mengambil program Veterinary Epidemiology & Economics Research Unit, Dept of Agric, Univ of Reading, United Kingdom pada 1992 dan berhasil menamatkannya pada 1993.
Dorongan semangat belajar alumnus IPB University ini dibuktikan dengan melanjutkan pendidikan program Magister Manajemen Bisnis di Universitas Prasetya Mulia pada 2002 hingga 2003.
"Kerja keras dan kerja cerdas itu adalah pemantas dari apa yang ingin kita raih, di atas segalanya ada tangan Tuhan yang bekerja," ujar Fitri berprinsip.
Prinsip itu yang selalu membuatnya yakin menjalankan tugasnya di PT Japfa Comfeed Indonesia.
Sebagai Head of Government Relations Corporate Affairs, ia harus memastikan bahwa kepentingan perusahaan diakui dan didukung oleh pemerintah.
Ia juga berperan penting sebagai perantara antara perusahaan dan badan pemerintah atau regulator.
Tak jarang, tantangan pekerjaan Fitri harus melibatkan advokasi kebijakan, penting untuk melakukan pemantauan dan analisis regulasi, serta tak lepas membangun jaringan dengan pemangku kepentingan di pemerintah. Bukan hal yang mudah.
Namun, berkat tangan Tuhan pula ia masih sempat diberi kemampuan menjadi Ketua Ikatan Alumni FKH IPB 2016-2020 dan kini sebagai Pembina sejak 2020.
Ia juga sempat menjadi Ketua Asosiasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (ASKESMAVETI) pada 2016 hingga 2019.
Dalam beberapa catatan lain, ia juga merupakan Komite Eksekutif/Dewan Pengawas Perkumpulan Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia (MIPI), Asosiasi Ilmu Peternakan Dunia - WPSA Indonesia.
Selain itu, ia juga menjadi Dewan Pembina Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI).
Tak hanya aktif berorganisasi, Fitri termasuk pribadi unik dan selalu bergairah dengan semangatnya berproses.
Bekerja dan hobby menjadi bagi dari proses itu. Ia tak pernah lupa pada hobby-nya yang unik: menari Jawa.
"Saya awalnya belajar menari Bali saat masih SD hingga SMP. Terus berhenti, karena orangtua hanya mengizinkan 1 les. Saya harus memilih dan orangtua menyarankan les bahasa Inggris. Alasannya karena bisa terpakai untuk masa depan," urai Fitri tentang hobi menari masa kecilnya.
Tapi gejolak seni itu kembali tumbuh saat kuliah. Jika ada kesempatan menari tarian daerah, Fitri pun ikut berperan.
Semangatnya sejak kecil di dunia tari tak pernah padam. Bahkan ketika usianya sudah menginjak sekitar 53 tahun, ia masih mau dan selalu bersemangat belajar tari Jawa di sebuah sanggar.
Di sanggar tari itulah ia kerap mementaskan kemampuannya menari. "Memang tiap 6 bulan diselenggarakan pentas publik. Jadi kami manggung sekaligus sebagai ujian buat anggota," jelasnya.
Fitri juga bertutur, sanggar yang diikutinya ini juga aktif mengikuti berbagai event.
Seiring usianya bertambah, Fitri tetap merawat kebugaran tubuhnya dengan tarian yang lebih sporty seperti dance, salsa hingga latin dance.
Ia juga kerap mengisi waktu luang dengan jogging, traveling hingga mengumpukan kain nusantara seperti batik tulis, tenun dan lain-lain yang menjadi bagian dari kecintaannya terhadap budaya bangsa.
Kecintaan terhadap karya budaya ini diwariskan dari ibunya. "Waktu remaja, saya sering membantu ibu memakai kain dan mewiron," cerita Fitri.
"Sepeninggal ibu, kain-kain beliau saya yang urus, akhirnya jadi ikut menambah koleksi batik tulis baik yang kuno maupun modern. Kini dilengkapi ada tenun-tenun nusantara lainnya," terangnya.
Perjalan dan proses tumbuh akhirnya juga menjadi sebuah tradisi yang terus diasah, bahkan setelah ia lulus dari IPB University, Fitri selalu konsisten pada pencapaian dan senantiasa setia pada proses.
Konsistensi itu ia perlihatkan saat ia baru lulus dan bekerja tahun 1988 dan bisa disebut, bertahan kembali hingga kini.
Di tahun itu, ia bergabung di PT Suri Tani Pemuka dan PT Ometraco Satwafeed yang merupakan cikal bakal dari PT Japfa Comfeed Indonesia hingga 1991.
"Waktu itu saya bergabung di salah satu bisnis untuk menjadi marketing karkas ayam. Waktu itu masih sedikit sekali rumah potong ayam yang modern. Saya sempat tergagap karena sebagai dokter hewan dengan pasion saya di pangan hewan, harus turun di dunia bisnis," ujarnya.
Ia pun berpikir untuk membekali mahasiswa FKH dengan pengetahuan bisnis.
Saat itu, Fitri berkesempatan menjadi staf pengajar di Lab Epidemiologi, Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner di FKH IPB University pada 1991 hingga tahun 2000.
Sepulang mengajar dari kampus, ia terus memikirkan cara agar mahasiswa memperoleh pengetahuan tentang marketing, bisnis dan keuangan yang saat itu tak ada mata kuliahnya.
"Tidak semua alumni FKH bekerja di pemerintahan atau menjadi praktisi, sehingga saya berpikir harus ada yang mengajari bisnis atau marketing," papar Fitri.
Akhirnya, bersama dengan para seniornya, ia merancang mata kuliah pilihan dengan nama Manajemen Bisnis Veteriner dan menyiapkan kurikulumnya.
"Bersama dua senior saya, Mas Widiyanto dan Bang Olan, kami merancang karena punya kesamaan pandangan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan bisnis dan manajemen," ungkapnya.
Tak disangka, mata kuliah pilihan itu banyak peminatnya. Fitri juga melibatkan banyak alumni yang berkecimpung di dunia bisnis untuk mengajari mahasiwa sesuai bisnisnya masing-masing.
"Di akhir semester, mahasiswa kita minta bikin tugas bisnis plan. Ini seru banget, karena ternyata mata kuliah pilihan ini banyak banget peminatnya," cerita Fitri.
Suasana baru pun tercipta di FKH IPB University. Mahasiswa kedokteran hewan ini dengan penuh semangat belajar keuangan, wawancara, bisnis, marketing dan lain-lain.
"Alhamdulillah banyak alumni yang ikut membantu memberikan pengajaran pada saat itu," tuturnya.
Hal ini yang sebenarnya juga terjadi di zaman sekarang. Apa yang dilakukan Fitri, tak jauh dari sebutan Kampus Merdeka yang mendekatkan perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri.
Usai mengajar di almamaternya, ia menerobos puncak karir di PT Japfa Comfeed Indonesia.
Terobosan Fitri tak sampai disana. Tradisi berbagi ilmu, informasi dan komunikasinya ia wujudkan sebagai Pemimpin Umum Majalah Trobos Livestock, Majalah Trobos Aqua & Majalah Agribisnis Agrina melalui perusahaannya, PT Permata Wacana Lestari yang ia dirikan tahun 2006 dan bertahan menjadi media segmented hingga sekarang.
Kini, Fitri masih memiliki tekad untuk lebih banyak bergerak di bidang sociopreuner setelah kelak menjalani masa pensiun.
Hatinya tergerak saat masih menjadi Ketua Alumni IKA FKH IPB University, Fitri banyak menemukan kasus kesulitan ekonomi mahasiswa SKHB IPB University.
Niat ini, menjadi jalan terang baginya untuk mewariskan semangat berbagi dan berbagi semangat. *