Didiek Hadjar Goenadi

Bangga Sebagai Peneliti

Dr. Ir. Didiek Hadjar Goenadi, M.Sc., APU, fokus menggeluti karir di dunia penelitian. Saat ini, lulusan IPB University tahun 1981, Fakultas Pertanian ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN).

Usai menamatkan studinya di IPB university, pria kelahiran Kediri, 4 April 1958 ini banyak terlibat dalam kegiatan penelitian, pegembangan, dan pelayanan yang menyangkut aspek aplikasi mikroba untuk meningkatkan efisiensi pemupukan dan daya dukung tanah.

Kemudian tahun 1984 ia melanjutkan studi untuk meraih gelar master dan doktornya di University of Georgie, Athens, AS hingga tahun 1989. Program master diselesaikannya dalam waktu 18 bulan, dan pendidikan doktor (S3) diselesaikannya dalam waktu 2,5 tahun dari jatah empat tahun yang diberikan.

Melanjutkan studi di luar negeri menyebabkan beberapa kegiatannya di bidang penelitian sempat terhenti. Walaupun begitu, ia menyandang gelar doktor dengan predikat Cum Laude sehingga memperoleh penghargaan The Best Academic Achivement Award tahun 1986.

Mengemban ilmu di luar negeri, tentu sangat disayangkan jika tidak bergabung dan memiliki relasi dalam bertukar pikiran atau pengetahuan. Karenanya, Didiek yang merupakan lulusan University of Georgie ini bergabung dengan asosiasi American Society of Soil Sciences & Agronomy sejak tahun 1985, serta Akademi Ilmu Pengetahuan New York sejak tahun 1998 hingga sekarang.

Menyelesaikan studinya di Amerika Serikat, Didiek kembali kedunianya. Menjadi peneliti dan melakukan penelitian yang sudah sangat ia tekuni. Ia kembali berkarir di Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LPRI).

Sebenarnya Didiek telah bergelut di dunia penelitian dan riset sejak 1981 saat ia lulus dari bangku kuliah S1-nya. Di sana ia memulai sebagai peneliti di Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia. Profesi yang dipilihnya ini merupakan hal yang ia banggakan.

Di tahun 1995, Didiek berhasil menyandang jenjang Ahli Peneliti Utama di bidang Ilmu Tanah. Sejak 1993 ia telah megikuti kegiatan penelitian serta pengembangan dan pelayanan yang menyangkut aspek aplikasi mikroba.

Sebelum berprofesi sebagai Ahli Peneliti Utama dan Direktur Utama dari Perusahaan BUMN, Didiek pernah bercita-cita untuk menjadi mahasiswa Univeristas Airlangga dan memilih Fakultas Teknik dengan cita-cita menjadi seorang arsitek. Tetapi dengan realita kehidupan ekonominya yang kurang mendukung, sehingga menjadikan Didiek seorang peneliti yang tidak kalah membanggakan dan bermanfaat untuk masyarakat.

Tahun 1986, Didiek berhasil memperoleh penghargaan Phi Kappa Phi-Amerika Serikat. Kemudian ia juga memperoleh penghargaan dari American Association for The Advancement of Science tahun 1997. Disusul dengan perolehan Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia pada Agustus 1998.

Didiek juga aktif melakukan publikasi di berbagai jurnal dalam negeri dan internasional yang juga menerjemahkan beberapa buku terkait dengan tanah, mikroba, dan juga pupuk. Tahun 2002 ia telah memperoleh empat buah paten.

Mantan Ketua Umum Himpunan Ilmu Tanah Indonesia periode 1999-2003 ini memiliki prinsip “Jangan tunda pekerjaan hari ini sampai besok, lakukan yang terbaik sekarang, jangan ditunda. Karena waktu takkan pernah berputar ulang”.

Didiek selalu berkerja keras untuk menuntaskan tugas dan tanggung jawabnya, sehingga ia menghindari terciptanya utang waktu. Hal seperti ini juga berlaku saat ia mengemban pendidikan S2 dan S3, saat sahabatnya mengajak untuk menggunakan sisa waktu dari program studinya untuk bersantai di Negeri Paman Sam, Didiek menolak dengan tegas. Ia bertekad untuk langsung menyelesaikan studinya dan pulang ke Indonesia agar ilmu yang ia peroleh bisa langsung diterapkan di Indonesia.

Sebelum menjadi Direktur Utama di Perusahaan BUMN, tahun 2000 hingga 2003 Didiek pernah menjabat sebagai Staff Ahli Menteri Bidang Teknologi dan Ekonomi di Kementrian Negara Riset dan Teknologi. Dan sejak September 2002, ia ditunjuk untuk menjadi Direktur Eksekutif Lembaga Riset Perkebunan Indonesia (LPRI), yang mengelola pusat penelitian di bidang komoditi kelapa sawit, karet dan kina, tebu/gula, kopi dan kakao serta bioteknologi.

Selain berkarir menjadi seorang peneliti, staff ahli, dan direktur, Didiek juga berkiprah menjadi Dosen Luar Biasa di Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pascasarjana, IPB University.

Seorang Didiek yang sangat cinta akan bidang penelitian ini telah mengabdikan diri di Lembaga Riset Perkebunan Indonesia hingga tahun 2009, kemudian bertransformasi menjadi PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN).

Berkarir dan menahkodai perusahaan BUMN ini bukan hal yang mudah, karena menurutnya ini bukan pabrik, ini sepenuhnya soal benda hidup, manusia, dan tanaman. “Selain itu, kami harus mengubah mindset ribuan karyawan bahwa sebuah perusahaan riset harus bisa menghasilkan pendapatan,” katanya. Dengan memiliki prinsip dalam hidupnya ini, Didiek berhasil menempati jabatan strategis di Perusahaan Konsorsium BUMN Perkebunan PT. Riset Perkebunan Nusantara (RPN). Pada akhir tahun 2011, dengan kerja keras dan pengabdian yang ia berikan kepada perusahaan, Didiek dipercaya menjadi Direktur Utama PT RPN.


Tinggalkan Komentar