Pejuang Parlemen dari Jakarta Untuk Bengkulu
BUKAN perempuan biasa, Dewi Coryati memutuskan dirinya untuk bertarung memperjuangkan masyarakat di jalur politik.
Berkat kerja kerasnya, Dewi Coryati sudah 3 periode menjadi wakil rakyat Bengkulu di tingkat DPR-RI dari dapil Bengkulu.
Saat ini Dewi Coryati menjadi Anggota DPR RI FPAN 2014 - 2024. Sekarang ia duduk di Komisi X setelah pada periode sebelumnya pernah berada di komisi IV dan VII.
Dewi adalah anak bungsu dari keluarga yang berasal dari Bengkulu asli. Ayahnya, Alm.H.Buchari Tany berasal dari Kaur, Bengkulu Tengah.
Ayahnya pernah menjabat Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah (BPD) atau Bank Bengkulu. Sementara ibunya, Alm.Hj. Rohana Fikir berasal dari Bandar Bintuhan, Kaur Selatan Bengkulu.
Dewi memang merasa terpanggil memperjuangkan daerahnya melalui keterwakilan suara perempuan. Usai menamatkan pendidikan yang menuntutnya begitu lama meninggalkan Bengkulu, ia segera mengambil keputusan untuk bersuara bagi daerahnya di dunia parlemen.
Nyatanya, suara lantang Dewi juga tak hanya bagi masyarakat Bengkulu.
Saat menjadi Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Dewi Coryati menegaskan, parlemen Indonesia mendukung partisipasi dan keterwakilan perempuan dalam resolusi konflik dan proses perdamaian.
"Memastikan dan meningkatkan partisipasi dan keterwakilan perempuan merupakan prasyarat bagi perdamaian dan stabilitas dunia," tegas Dewi dalam sesi 10th Session of the PUIC Conference of Muslim Women Parliamentarians, Sidang Umum PUIC di Algiers, Aljazair.
Hal ini pula yang menjadi harapan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1325 on Women, Peace and Security (UNSCR 1325), yang sudah diadopsi hampir 23 tahun yang lalu.
Ia bahkan menuturkan bahwasanya ada suatu penelitian yang menunjukkan bahwa dengan adanya partisipasi perempuan, dapat meningkatkan kemungkinan kesepakatan damai bertahan lebih lama.
Setidaknya dalam dua tahun sebesar 20 persen, dan serta 35 persen bertahan selama 15 tahun.
Dewi mengenyam pendidikannya di SD Iskandaria, Jakarta pada 1971 hingga 1977, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 1 Kendari pada 1977 hingga 1980.
Beranjak remaja, ia sekolah di SMA Negeri 5 Bandung pada 1980 hingga 1983. Setelah lulus sekolah, ia memilih melanjutkan di program S-1 Kedokteran Hewan, IPB University atau kini dikenal Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis pada 1984 dan meraih gelar pada 1989.
Perempuan kelahiran Jakarta pada Agustus 1964 ini, pernah bergabung menjadi Dokter Hewan pada Himpunan Profesi Satwa Liar pada 1985 hingga 1988. Lalu ia melakukan praktik Dokter Hewan Bersama pada 1989 hingga 1992.
Dewi juga menjadi Dokter Hewan Pondok Pengayom Satwa antara tahun 1993 hingga 2002.
Menapaki karir politik, ia melanjutkan pendidikan dari IPB University ke program S-2 Magister Ilmu Politik, Universitas Indonesia pada 2004 hingga 2006.
Dewi lalu menjadi Staf Ahli DPR-RI Fraksi PAN pada 2005–2007. Ia juga mulai aktif dalam berorganisasi diantaranya Anggota Badan Pemberdayaan Perempuan DPP PAN (2000–2005), Anggota Komite Pemenangan Pemilu Indonesia
Pengurus Kaukus Politik Indonesia
Kepala Badan Organisasi Instruktur
Kepala Departemen Koordinasi Instruktur DPP PAN (2005–2010).
Dewi juga pernah menjadi Kepala Departemen Litbang Kaukus Perempuan Politik Indonesia (2005–2006), Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan KPPRI (2009–2014) dan menjadi Wakil Sekretaris Jenderal Bappilu DPP PAN (2010–2015).
Karir politiknya di Senayan dimulai sejak 2009–2014, 2014–2019, hingga periode sekarang ini 2019–2024. Srikandi Bengkulu ini makin matang merajut banyak pengalaman di kancah perpolitikan tingkat nasional.
Sebagai pejuang parlemen, selama ini Dewi terlibat dalam pembahasan berbagai RUU Pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, perkebunan, konservasi tanah dan air.
Dewi juga konsisten dalam pembahasan swasembada gula, peternakan dan kesehatan, garam, jaminan produk halal, biaya penyelenggaraan ibadah haji, kesetaraan perempuan dan lain sebagainya.
Meski bertugas di Jakarta, dia tetap menyempatkan waktu untuk terjun ke masyarakat Bengkulu. Itulah salah satu bentuk perannya sebagai wakil rakyat dari Bengkulu.
Selama menjadi anggota DPR RI, Dewi berhasil memperjuangkan sebanyak 60.228 pelajar SD, SMP, SMA, dan SMK se Provinsi Bengkulu untuk mendapatkan beasiswa sekolah, dan 913 Mahasiswa Tingkat Diploma dan Sarjana mendapatkan bea siswa untuk kuliah sampai lulus.
Tak jarang, ia langsung turun ke lapangan untuk memastikan agar bantuan dan beasiswa tepat sasaran.
“Tepat sasaran itu adalah, pertama mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah harus serius dan sungguh-sungguh untuk belajar. Dibuktikan dengan nilainya IPK tidak dibawah 3,00. Kemudian yang kedua, tepat sasaran dalam artian jika tidak diperjuangkan beasiswanya maka tidak bisa melanjutkan kuliah karena terkendala biaya,” jelas Dewi.
Tak sampai disana, 197 Institusi pendidikan mulai dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, hingga universitas mendapatkan bantuan rehabilitasi ruang kelas belajar, pendirian ruang kelas baru, laboratorium, perpustakaan, hingga bantuan dana operasional dan revitalisasi gedung.
Juga ada 24 pelatihan untuk pembangunan sektor kepariwisataan dan ekonomi kreatif yang didorongnya sebagai pejuang parlemen.
Tercatat juga, 125 tiang lampu penerangan jalan umum, 6 Sumur bor untuk daerah kesulitan air bersih 8 unit motor sampah.
2500 bantuan buku untuk komunitas baca se Provinsi Bengkulu, 657 kelompok tani juga turut mendapatkan bantuan hand traktor pom air, mesin pengolahan hasil panen, UPPO, Im3, PUAP dan P2KP.
237 desa mendapatkan bantuan infrastruktur perdesaan dan irigasi. Sebanyak 157 kelompok nelayan mendapatkan bantuan budidaya ikan air tawar PUMP tangkap dan pengolahan hasil perikanan (P2KP). *