Ciptaningtyas

Mengubah Desa Miskin Menjadi Wisata Berkelas Dunia

Komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan wisata berkelanjutan menjadikan Ir. Ciptaningtyas sosok inspiratif di dunia pariwisata desa. Sebagai alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB angkatan 1988, kiprahnya dalam membangun Desa Wisata Pentingsari, Yogyakarta, telah membawa perubahan besar bagi masyarakat setempat.

Pada tahun 1990-an, Desa Pentingsari dikenal sebagai salah satu dusun miskin di lereng Gunung Merapi. Dengan kondisi geografis terpencil dan keterbatasan akses, tingkat perekonomian masyarakatnya relatif rendah. Namun, semangat gotong royong serta pemanfaatan potensi alam yang bijak menjadi kunci keberhasilan desa ini dalam bertransformasi.

Melalui kepemimpinan Ciptaningtyas sebagai Ketua Pengelola Desa Wisata Pentingsari, desa ini berkembang menjadi destinasi wisata berbasis komunitas yang kini ramai dikunjungi ribuan wisatawan. Prinsip pemerataan dalam pembagian pondok wisata dan pemandu diterapkan untuk memastikan seluruh warga mendapatkan manfaat secara adil. Setiap rumah hanya menerima tamu selama 5-6 hari dalam sebulan, sehingga keseimbangan antara kehidupan sehari-hari dan industri pariwisata tetap terjaga.

Salah satu prinsip utama yang diterapkan dalam pengelolaan wisata di Desa Pentingsari adalah filosofi "cukup." Konsep ini menekankan keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan kelangsungan kehidupan masyarakat. Dengan menjaga jumlah kunjungan wisatawan dalam batas wajar, masyarakat tetap dapat menjalankan aktivitas asli mereka seperti bertani dan bersekolah. Selain itu, pendekatan ini juga memastikan wisatawan mendapatkan pengalaman autentik yang mendukung pembangunan komunitas lokal.

Berbagai capaian telah diraih oleh Desa Wisata Pentingsari, masyarakat tidak perlu lagi meninggalkan desa untuk mencari pekerjaan, arus urbanisasi dapat ditekan, dan kelompok perempuan semakin berdaya dalam kegiatan ekonomi produktif. Keberlanjutan budaya dan lingkungan juga tetap terjaga, menciptakan keseimbangan antara modernisasi dan tradisi.

Upaya yang dilakukan masyarakat Desa Pentingsari mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Desa Wisata Pentingsari mulai meraih pengakuan sejak 2008 dengan memenangkan Juara II Lomba Desa Wisata se-Kabupaten Sleman, disusul Juara I tingkat Provinsi DIY pada 2009. Keunikan alamnya mendapat penghargaan khusus dari Dinas Pariwisata DIY, membuka jalan bagi berbagai apresiasi nasional.

Penghargaan bergengsi seperti Citra Pesona Wisata/Cipta Award dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (2011, 2012), Kedaulatan Rakyat Award sebagai Pelopor Pariwisata (2011), serta penghargaan Pendamping Pemberdayaan Masyarakat Terbaik Nasional untuk Desa Wisata dari Kemenkokesra (2012) menjadi bukti konsistensi dalam pengembangan wisata berbasis masyarakat.

Reputasi Desa Wisata Pentingsari terus menguat di tingkat internasional. Pada 2011, desa ini meraih penghargaan "Best Practise of Tourism Ethics at Local Level" dari WCTE-UNWTO. Keberlanjutan pengelolaan wisata diakui dengan Green Bronze Indonesian Sustainable Tourism Award (ISTA) kategori Benefit Economic (2017) dan Green Destination Award Top 100 di Belanda (2019). Desa ini juga mendapat Sertifikasi dan Penghargaan Desa Wisata Berkelanjutan dari Kemenparekraf/Baparekraf (2020) dan dinobatkan sebagai Desa Wisata Mandiri Inspiratif dalam Anugerah Desa Wisata 2021.

Puncaknya, Desa Wisata Pentingsari meraih Asean Sustainable Tourism Award (ASTA) di Kamboja (2022) dan Asean Tourism Award kategori Community-Based Tourism (2023), menegaskan posisinya sebagai destinasi wisata berkelanjutan yang diakui dunia.

Keberhasilan Desa Wisata Pentingsari di bawah kepemimpinan Ciptaningtyas menjadi inspirasi bagi banyak desa lain di Indonesia. Pendekatan berbasis komunitas yang mengutamakan pemerataan dan kelestarian lingkungan dapat menjadi model dalam membangun desa wisata berdaya saing tinggi tanpa mengorbankan identitas budaya dan ekosistem lokal.

Dengan berbagai pencapaian yang telah diraih, Ciptaningtyas terus berkontribusi dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan, dedikasi dan komitmennya menjadi bukti nyata bahwa pariwisata dapat menjadi alat pemberdayaan masyarakat yang berdampak luas dan berkelanjutan.

Tinggalkan Komentar