Selaraskan Seni dan Dunia Penelitian
Pria Kelahiran Padang, 9 Agustus 1951 ini adalah seorang seniman pencipta lagu Minang yang juga Ahli Pertanian. Dr. Ir. Agusli Taher, MS, bergelar Doktor Pertanian bidang Fisiologi Tanaman dari IPB University.
Agusli adalah pendiri perusahaan rekaman Pitunang Record. Perusahaan rekaman ini banyak melahirkan penyanyi Minang di Sumatera Barat. Menjadi seniman bukan berasal dari lingkungan keluarganya, ia merupakan anak yang dilahirkan di keluarga petani.
Terjun menjadi seniman dikarenakan, ia sejak kecil gemar mendengarkan musik dan lagu-lagu. Di usia 10 tahun, Agusli sudah mempelajari alat musik gitar. Pengalaman di dunia musik ternyata dimulai sejak usianya 15 tahun. Saat itu ia bergabung dengan Orkes Gamad Ikatan Budi dan mendapatkan posisi sebagai pemain gitar.
Bapak dari dua anak ini memulai karirnya sebagai pencipta lagu saat usia 19 tahun dengan lagu berjudul Derita Hati. Awalnya ia menciptakan lagu berbahasa Indonesia, terutama lagu pop Indonesia. Kemudian ia menciptakan lagu Minang pertamanya tahun 1975 berjudul “Selendang Mayangâ€. Popularitas yang Agusli dapatkan sebagai pencipta lagu berhasil diraih saat lagunya dibawakan oleh penyanyi Minang legendaris, Tiar Ramon dan Zalmon.
Sedangkan perjalanan pendidikannya diawali dengan menempuh sarjana di Universitas Andalas Fakulas Pertanian, lalu melanjutkan studi Magisternya di IPB University. Agusli kemudian meraih gelar doktornya di University of The Philippines Los Baños, Filipinna. Memiliki latar belakang keahlian di bidang pertanian, disertasi yang ia susun meraih penghargaan The Best Disertation Award dari UPBL Filipina.
Menjadi seniman tidak membuat ia abai dengan dunia pertanian, Agusli lantas menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan berkerja di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sumatera Barat. Hebatnya, ia menjadi Kepala pertama BPTP Sumbar.
Hingga dipenghujung karirnya ia berkerja di Balitbang Sumbar dan memperoleh penghargaan Satyalencana Wirakarya yang diberikan oleh Presiden Soeharto tahun 1995 sebagai peneliti berprestasi di bidang lahan gambut. Salah satu penelitiannya berjudul Strategi dan Program Agronomi dan Ekofisiologi Tanaman Pangan.
Terlepas memiliki kesibukan sebagai peneliti, ia tetap menciptakan lagu. Ia juga melakukan kerja sebagai pencipta lagu, produser rekaman, dan pencari penyanyi berbakat. Di dunia kesenian juga ia telah mendapatkan beberapa penghargaan, diantaranya pernah meraih penghargaan Anugerah HDX untuk album terlaris tahun 1995, juga penghargaan dari Gubernur Sumbar 1998 Penghargaan Citra Musik, Anugerah Musik tahun 2004, Nugraha Bhakti Musik Indonesia tahun 2005, dan Anugerah Tuah Sakato tahun 2008.
Saat ia kuliah untuk mendapatkan gelar Masternya di IPB University, ia terus menciptakan lagu dengan terus menjalankan kegiatannya di dunia pendidikan. Tentunya perjalanan Agusli untuk menjadi seniman dan pencipta musik ini memiliki cerita yang tidak banyak orang tahu.
Suami dari Yunimisnun ini telah melalui banyak penolakan. Dari studio rekaman yang terbatas, hingga perusahaan yang lebih memilih penyanyi dan pencipta lagu yang sudah ternama.
Barulah tahun 1981, ia mendapatkan jalan untuk sampai di titik sekarang sebagai seniman. Melalui info festival yang ia dapatkan dari potongan artikel di Koran Kompas, ia berhasil menjadi juara ke empat festival itu. Dari sanalah, ia mendapatkan jalan untuk menuju kesuksesannya.
Menurut Agusli, penelitian dan seni bisa beriringan. Ia juga menulis beberapa buku tentang cerita di balik lagu ciptaannya. Ia merupakan pengagum Buya Hamka yang dapat menciptakan lagu-lagu baru. Dengan bermodalkan menggadaikan surat keputusan pegawainya pada 1991 dan berhasil melahirkan album Minang.(*)