Dedikasi untuk Pertanian di Kampung Halaman
Pendiri Sekolah Petani Garut Alumni IPB Angkatan : 46 (2009) Jurusan/Fakultas : TIN/FATETA-S1
Permasalahan dalam dunia pertanian memang cukup kompleks. Salah satu persoalan yang cukup mendasar ialah rumitnya proses bertani. Dalam setiap musim tanam, petani harus mempersiapkan lahan untuk diolah, finansial untuk membeli benih, pupuk dan obat pertanian, dan lain sebagainya. Mirisnya lagi, seringnya para petani bahkan tidak tahu berapa harga yang akan diperoleh untuk setiap kilogram hasil panennya.
Melihat beberapa fenomena yang ada tersebut, seorang pemuda yang berasal dari Garut, Jawa Barat mecoba membuat suatu terobosan dalam dunia pertanian. Ia adalah Agus Nurjani. Seorang alumni Institut Pertanian Bogor jurusan Teknologi Industri Pertanian angkatan 46.
Pasca lulus dari IPB, Agus membuat Sekolah Petani di kampung halamannya, Garut Selatan, Garut, Jawa Barat.
Menurut wisudawan terbaik Wisuda tahap I tahun 2013 Fakultas Teknologi Pertanian IPB ini , hampir semua mata pencaharian masyarakat di sana ialah bertani. Oleh karena itu, disamping sarana dan prasarana, petani perlu memperoleh pengetahuan tentang sisi budidaya yang baik serta potensi bisnis yang lebih luas dari hasil taninya.
Sekolah Petani (www.sekolahpetani.com) dibuat pria kelahiran 6 Agustus 1990 ini untuk membantu petani di sana dalam memperoleh pengetahuan mengenai segala hal yang berkaitan dengan pertanian.
“Pada prinsipnya Sekolah Petani dibuat untuk mendistribusikan pendidikan pertanian ke seluruh petani maupun non-petani di Indonesia. Kami juga ingin turut berperan dalam memperkenalkan pertanian ke generasi muda. Sehingga mulai banyak nantinya yang masuk dalam dunia pertanian,†tutur Agus.
Menurut Agus, ujung tombak dari pertanian adalah petani. Objek utama yang harus menjadi perhatian sudah pasti ialah petani. Agus juga menjelaskan bahwa dedikasinya terhadap dunia pertanian saat ini tidak terlepas dari pengalamannya selama mengenyam pendidikan di IPB.
“Ketika kuliah saya merasa bahwa pola belajar di IPB cukup berat. Namun, proses pembelajaran itu dapat membentuk karakter untuk bekerja keras. Modal utama dalam menghadapi setiap tantangan baik itu sedang kuliah maupun setelah lulus.†Tambah Agus
Atas dedikasinya terhadap pertanian tersebut, Agus mendapatkan penghargaan dari Bupati Garut sebagai Pelopor Pertanian Garut Selatan. Ia berprinsip bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama. Semakin banyak orang yang merasakan manfaat dari apa yang kita lakukan adalah hal yang baik. “Dibandingkan dengan petani apa yang saya lakukan bukanlah yang istimewa,†ujarnya.
Agus juga berpesan bahwa ke depannya IPB beserta Himpunan Alumni dapat membuat sebuah program mentoring oleh alumni untuk bersedia memberikan bimbingan terhadap mahasiswa yang memiliki keinginan dan passion yang sama khususnya dalam bidang pertanian. Sehingga dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi kehidupan pasca kampus. Juga untuk mempererat ikatan alumni dengan kampus.