Perjuangkan Kesetaraan untuk Jurnalis Perempuan
Tahun 2019 mata dunia terfokus ke salah satu provinsi yang ada di China, yaitu Xinjiang. Bukan tanpa alasan, provinsi tersebut merupakan tempat kampung Muslim Uighur, salah satu etnis minoritas yang ada di sana. Keberadaan kampung itu menjadi perhatian seluruh jurnalis dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Uni Lubis, dia adalah salah satu jurnalis yang datang langsung dan memberitakan situasi yang ada di sana. Ia tidak sendiri, bersama rombongan wartawan Indonesia dan Malaysia, ia memasuki kampung Uighur.
Wanita bernama lengkap Uni Zulfiani Lubis adalah seorang jurnalis senior Indonesia yang pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi di banyak media. Ia lahir di Jakarta, 29 November 1967, dan menamatkan pendidikan sarjananya di Fakultas Pertanian, IPB University.
Semasa menjadi mahasiswa di IPB University, banyak kegiatan yang Uni ikuti, salah satunya adalah Menwa (Resimen Mahasiswa) yang mengharuskannya berjalan kaki dari Bogor hingga Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Setelah mengikuti pendidikan, tak serta merta membuat Uni masuk ke dalam organisasi tersebut. Rupanya ia mengikuti pendidikan Menwa hanya untuk menunjukan bahwa dirinya bisa.
Selain itu, perempuan yang mendapat beasiswa Global Eisenhower Fellowships ini senang mencoba sesuatu yang baru di dalam hidupnya. Saat masih duduk di bangku kuliah, ia membuat suatu acara yang waktu itu tak lazim digelar oleh kampusnya, yakni sebuah festival band se-Jawa. Tiket masuknya tak gratis pula. Ternyata acara yang diselenggarakan oleh dirinya sukses, sekitar dua ribu orang datang ke IPB University untuk menyaksikan acara tersebut.
Uni juga pernah menjadi ketua panitia pelatihan jurnalistik tingkat nasional yang bertempat di IPB University. Saat itulah kali pertama ia berkenalan dengan dunia jurnalistik. Pertama kali memulai karir sebagai jurnalis, ia bergabung dengan Warta Ekonomi, dan di tahun berikutnya Uni dipromosikan menjadi salah satu penyunting atau editor di sana.
Promosinya yang tergolong cepat dikarenakan jumlah artikel yang ditulisnya mencapai rekor Warta Ekonomi pada masa itu. Kepiawainnya dalam dalam dunia jurnalistik memang tak perlu diragukan lagi, mengingat banyaknya karya tulisan yang berhasil ia buat.
Uni pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi di berbagai media, termasuk ANTV, Viva.co.id dan Penanggung Jawab Redaksi di Rappler Indonesia. Selain itu, ia juga aktif sebagai anggota Dewan Pers.
Saat ini, Uni juga menjabat sebagai Ketua Umum Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) untuk periode 2018-2021. Salah satu hal yang ingin dicapainya sebagai ketua umum adalah kesetaraan untuk jurnalis perempuan dalam pendidikan dan pelatihan.
Sosok perempuan yang mengagumi Rohana Kudus, tokoh legenda pers Indonesia, ini menginginkan agar banyak jurnalis perempuan seperti idolanya tersebut. Menurutnya, jurnalis, khususnya perempuan, jangan hanya jadi pelapor berita. Tapi lebih dari itu harus menjadi jurnalis yang dapat memperjuangkan sesuatu sesuai dengan keilmuan yang mereka dalami di dunia pemberitaan.
Kini Uni Lubis bekerja sebagai Pimpinan Redaksi di IDN Times, salah satu unit media yang berada di bawah naungan IDN Media. Menjabat sebagai Editor in Chief membuatnya sangat senang, hal itu ia ungkapkan ketika pertama kali bergabung dengan IDN Media.
“Saya sangat senang bisa bergabung di IDN Media. Sewaktu pertama bertemu dengan Winston (Chief Executive Officer dari IDN Media), saya kagum dengan visi dari IDN Times dan apa yang telah dicapai oleh IDN Times dalam waktu yang sangat singkat. Saya bersemangat dan yakin IDN Times dapat menjadi sebuah media masa depan dan mewujudkan visinya untuk menjadi The Voice of Millennials and Gen Z,†ucap Uni.
Selain menjalankan tugasnya sebagai Pemimpin Redaksi di IDN Times, Uni juga aktif menulis konten yang diterbitkan di situsnya sendiri, yaitu unilubis.com. Dia banyak menuliskan tentang opini di bidang politik, media, ekonomi, serta bisnis.