Inisiator Data Desa Presisi
PAKAR sosiologi pedesaan Dr Sofyan Sjaf, dikenal kiprahnya dalam mengembangkan konsep data desa presisi untuk meningkatkan pembangunan di desa.
Sofyan mengatakan data desa saat ini masih belum sesuai dengan kondisi asli desa. Hal itu disebabkan oleh minimnya akses data serta kurangnya kreativitas dalam penyusunan dan pengolahan data desa.
“Pembangunan nasional akan berhasil jika dilaksanakan secara demokratik dan dimulai dari desa. Masalahnya saat ini adalah desa mengalami permasalahan data. Warga desa ditempatkan sebagai obyek dalam penyusunan dan pengelolaan data desa,” kata Sofyan Sjaf.
Selain itu, pada umumnya data desa masih diolah secara manual sehingga berimbas pada pembangunan desa yang menjadi tidak terukur. Untuk itu, data desa masih memerlukan banyak perbaikan.
“Solusi yang ditawarkan adalah dengan membangun data desa presisi. Data yang memiliki tingkat akurasi dan ketepatan yang tinggi untuk memberikan gambaran kondisi aktual desa yang sesungguhnya,” katanya.
Sofyan menjelaskan, data tersebut diambil, divalidasi, dan diverifikasi oleh warga desa, dibantu oleh pihak luar desa, misalnya perguruan tinggi.
Membangun desa presisi adalah gagasan yang sudah dikomunikasikan di tingkat desa hingga tingkat kementerian.
Pada 2021 peneliti sekaligus Wakil Kepala Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) IPB University Dr Sofyan Sjaf menyerahkan data desa presisi kepada Mensos RI Tri Rismaharani.
Menurut dia kualitas data sangat menentukan keberhasilan pembangunan. Data presisi tersebut juga menentukan ketepatan perencanaan dan implementasi pembangunan desa.
Data desa presisi dapat berbentuk data citra desa dengan resolusi tinggi hingga lima sentimeter. Di samping itu, juga ada data numerik dan data deskriptif yang bisa diakses melalui aplikasi MERDESA.
“Konsep desa data presisi ini sifatnya partisipatif untuk dilakukan semua pihak sehingga akurasi data bisa tinggi,” jelas Sofyan Sjaf.
Dr. Sofyan Sjaf adalah dosen senior di IPB University yang telah mendapatkan pengakuan sebagai tokoh utama di balik inisiatif Data Desa Presisi.
Melalui DDP yang ia gulirkan sebagai sebagai gerakan sosial, Dr. Sofyan berkomitmen menyelesaikan sengkarut data di Indonesia.
Ia kerap menegaskan, tanpa data yang solid dan presisi, maka pembangunan sesungguhnya berdiri di atas dasar asumsi dan bahkan rekayasa. Hal tersebut jelas merugikan banyak pihak.
“Bung Karno, founding fathers kita, sejak jauh-jauh hari sudah mengingatkan agar meletakkan pembangunan berdasarkan data yang pasti. Bukan asumsi, rekayasa. Karena kalau yang dijadikan pegangan adalah asumsi, maka tidak heran pembangunan kerap salah arah. Tidak hanya salah alokasi. Tetapi juga peluang manipulasi yang menyebabkan korupsi. Faktanya begitu,” ujarnya.
Sofyan adalah sosok kunci di balik inisiatif Data Desa Presisi, sebuah pendekatan yang dirancang untuk mengatasi berbagai masalah desa melalui pengumpulan data yang akurat.
Inisiatif ini telah mendapatkan dukungan luas dari berbagai pihak, komunitas akademik dan profesional di IPB University.
Data Desa Presisi (DDP) yang diinisiasi Sofyan mendapat penghargaan untuk kategori CSR-Community Based Development dari Public Relations Indonesia Award (PRIA) 2022.
Hal ini memperlihatkan bahwa DDP sangat dibutuhkan tidak hanya kepentingan pemerintah tetapi juga kepentingan swasta.
Ia menegaskan pentingnya DDP sebagai solusi yang menyediakan data akurat untuk Indonesia. Ia menyoroti bahwa inovasi DDP tidak hanya terbatas pada data numerik, tetapi juga data spasial.
"Era 4.0 menuntut ketersediaan data presisi. Dengan data presisi, kebijakan dan aksi program akan tepat sasaran,” ungkap Sofyan.
Di tahun yang sama, Sofyan juga diberi penghargaan sebagai Dosen dengan Kinerja Pengabdian kepada Masyarakat Terbaik, IPB University.
Sofyan juga aktif sebagai reviewer dan produktif menghasilkan berbagai artikel di media, karya tulis ilmiah, dan buku. Diantaranya buku Politik Etnik: Dinamika Lokal di Kendari Yayasan Pustaka Obor Indonesia (2014), Transmigrasi dan Kapitalisme, Jakarta, Jas Merah (2022), Involusi Republik Merdesa, Bogor, IPB Press (2019) dan berbagai buku Monografi Data Desa (2021).
Berkat kiprah dan pengabdiannya, Sofyan juga menerima Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya X Tahun, Presiden RI pada 2022. Sebelumnya pada 2021 hasil penelitiannya masuk dalam 113 Karya Inovasi Indonesia Paling Prospektif 2021.
Lelaki kelahiran Kendari pada Oktober 1978 menempuh pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di kota kelahiran. Sofyan lalu mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan Sarjana di IPB University melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada 1996.
Ia lalu menempuh pendidikan pada Program Studi Teknologi Hasil Ternak (THT), Jurusan Ilmu Produksi Ternak (IPT) S-1 Fakultas Peternakan IPB University dan memperoleh gelar sarjana pada tahun 2000.
Ia lalu melanjutkan melanjutkan studi pada Program Studi Sosiologi Pedesaan, Sekolah Pascasarjana IPB dengan bantuan Beasiswa Program Pascasarjana (BPPS) selama satu tahun enam bulan yang diperoleh dari Departemen Pendidikan Nasional, Republik Indonesia. Pendidikan S-2 ini diselesaikan pada 2006.
Pada tahun 2003, Sofyan diterima untuk bekerja sebagai dosen di Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK).
Selama mengikuti program Magister Sains (S2), ia aktif sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI), Tim Sinkronisasi Rancangan Undang-Undang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Tim Evaluasi Pembangunan Peternakan, Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), staf Ketua Forum Mahasiswa Pascasarjana (WACANA) IPB, Sekretaris Umum Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HIWACANA) Sulawesi Tenggara dan bergiat di Yayasan Sajogyo Inti Utama.
Gelar Doktor ia raih setelah menyelesaikan Program Studi Doktor Sosiologi Pedesaan FEM IPB University pada 2012. Ia juga memberikan materi perkuliahan Peraturan Perundangan dan Hukum Agraria di Fakultas Peternakan IPB University.
Terlahir dari ayah Drs.H. Sjafiuddin Daud (almarhum) dan ibu Hj. Nurpati, Sofyan adalah anak ketiga dari tiga bersaudara.
Suami dari Novi Fajar Utami ini juga merupakan dosen Sosiologi Pedesaan di Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB University yang juga sempat mengepalai Pusat Studi Pertanian dan Pembangunan Pedesaan (PSP3) IPB University.
Dr. Sofyan, juga menjabat sebagai Wakil Kepala Bidang Pengabdian kepada Masyarakat LPPM IPB University sejak 2020.
Sofyan Sjaf juga pernah ditetapkan sebagai Koordinator Presidium Majelis Wilayah – Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW-KAHMI) pada 2022-2023.
Sejak 2023 hingga 2028 ia menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB University. Ia juga menjadi anggota Senat Akademik IPB University periode 2023 – 2028, setelah sebelumnya pada 2022 – 2023 ia menjadi anggota Senat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA), IPB University.
Ia juga aktif sebagai Ketua Majelis Percepatan Transformasi Desa, ICMI Pusat 2022 – 2027. Sofyan juga merupakan Komisaris Utama PT Global Scholarship Services Indonesia, BLST IPB University 2021 – 2024.***