Pramita Nurillisan

Berbagi Untung, Menebar Rasa Bahagia

Jalan sukses alumni IPB University tak selalu ditebus dengan perjalanan panjang di usia matang. Kemauan, ketekunan dan cerdas memilih peluang terbukti bisa mengantarkan seorang fresh graduate sukses meniti karir bermodal semangatnya sebagai manusia pembelajar.

Pramita Nurillisan (H55) memang masih muda, cantik, tapi sukses berdikari. Itulah sosok Direktur Utama PraMitss Beauty. PraMitss Beauty merupakan masker kecantikan organik berbahan baku sarang burung walet yang diformulasikan khusus untuk membantu mengatasi permasalahan kulit wajah Indonesia. Mita – begitu ia biasa disapa, juga merupakan founder dari Rovestikbahagia.id.

Kesuksesannya sudah ia rintis sejak masuk sebagai mahasiswa Program Studi Agribisnis IPB University pada 2018. Ia merintis usaha di bidang food and beverage dan membuat perusahaan PT Roves Global Food Indonesia dengan brand produk Rovestik.

Gadis keturunan Aceh yang baru saja diwisuda pada 7 Desember 2022 ini, juga merintis usaha pertanian supply chain sarang burung wallet melalui PT Klambir Mitra Utama Internasional yang juga dibangunnya bersama rekan-rekannya. Tak sampai disana, ia kini mengembangkan produk bidang kesehatan dan kosmetik untuk kecantikan kulit melalui brand PraMitss Beauty.

Putri bungsu Alm. Mulizar dan Susanna dari empat bersaudara ini memang sudah terbiasa hidup mandiri. Gadis yang ‘numpang’ lahir di Bogor pada 5 November 2000 ini pernah bertahan di Bogor hingga Mita berusia 3 tahun. Setelah itu, keluarganya kembali ke Aceh. Di usia 12 tahun, Mita bersama keluarganya kembali ke Bogor. Mita pun menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 1 Dramaga pada 2018.

“Sekarang saudara kandung memang semua bekerja di Jakarta dan akhirnya kami menetap di Bogor. Tapi ibu saya memilih melanjutkan tugasnya sebagai dosen di Kampus Universitas Syiah Kuala, sebagai dosen Proyeksi Tanaman (Hama dan Penyakit Tumbuhan),” tutur Mita.

Budaya pembelajar dan mandirilah yang kemudian tumbuh di diri Mita. “Saat semester 3, saya melakukan pengabdian di Desa Pantai Bahagia. Kondisi daerah pesisir Muara Gembong banyak terjadi abrasi, menginisiasi kami untuk mengangkat bisnis berbasis sociopreneur. Konsep sociopreneur dalam bisnis ini adalah lima persen hasil penjualan selama satu tahun akan dikirimkan untuk penanaman mangrove di daerah tersebut. Sampai saat ini rovestik sudah berjalan kurang lebih 2 tahun,” urai Mita.

Berkat kecermatannya memecahkan masalah, ia memulai usaha yang diciptakan sebagai solusi bagi wilayah Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Bekasi yang mengalami masalah abrasi sampai ke rumah penduduk. “Di desa ini juga infrastrukturnya sangat terbatas, hanya ada akses jalan untuk motor atau pilihan lain menggunakan perahu, sering kena banjir juga,” ujar Mita, menggambarkan.

Bersama rekan-rekannya, jadilah ia membuat keripik Rovestik. Rovestik merupakan kripik stik mangrove yang dikembangkan dari daun mangrove yang berada di Muara Gembong, Bekasi dengan berbagi varian rasa seperti original, pedas dan barbeque.

“Keripik stik ini olahan dari daun mangrove Pluechea indica dengan berbagai manfaat diantaranya dapat mencegah hepatitis, dapat menurunkan demam, dan dapat meningkatkan nafsu makan,” terangnya.

Pada 2019, inovasi keripik daun mangrove yang diberi nama “Rovestik Bahagia” itu berhasil membawa Mita dan rekan-rekannya menyabet Juara 3 Business Plan Competition di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Perempuan ramah ini bercerita, hasil dari lomba-lomba itu dikumpulkan untuk dijadikan modal merintis usahanya. “Kami juga mendapatkan program pendanaan kampus dari Program Agrosociopreuneur Pedesaan IPB University. Itu pendanaan yang pertama kali kami dapatkan,” jelasnya, tersenyum.

Kini pemasaran Rovestik Bahagia juga dilakukan di marketplace seperti Shopee dan Tokopedia selain di media sosial seperti Instagram dan Facebook. “Kami juga tetap mengembangkan pemasaran secara offline dengan aturan konsinyasi ke berapa toko oleh-oleh seperti Kayak Bakery, Dakara Coffee hingga Botani Mart,” paparnya.

Berkat kerja kerasnya itu, Pramita bisa mengumpulkan omzet antara Rp 10-15 juta tiap bulannya. Ia pun mulai mengembangkan produk baru nugget “Vegetto” yang baru saja dilaunching. “Untuk produk kedua dari Rovestik ini nama nya adalah Vegetto yang merupakan brand nugget dari daun mangrove,” bebernya.

Nama “Rovestik Bahagia” tak hanya sekadar mengingatkan tempat asal produk ini dibuat, tetapi juga mengingatkan terharunya wajah-wajah bahagia para ibu yang selalu dikenang Pramita.

”Saat memberdayakan masyarakat di Desa Pantai Bahagia itu, senang banget rasanya hati ini. Karena yang kami bantu juga kan ibu-ibu para istri nelayan. Melihat mereka tersenyum, bersemangat dan bisa membantu meningkatkan perekonomian keluarganya, sungguh sebuah kebahagiaan yang melebihi segalanya,” ungkap Mita, berkaca-kaca.

Mengingat itu, hatinya juga terbersit pada keridhaan dan doa yang selalu ia minta kepada ibunya. “Berkat doa ibu juga, saya bisa menjalankan apa yang saya sukai dan bisa mencapai cita-cita saya sedikit demi sedikit,” ujar wanita yang selalu ingin bermanfaat bagi orang banyak ini.

Berkat inovasi ini, Pramita meraih berbagai penghargaan seperti Juara 3 National Business Plan Competition EFFECT UNS 2019, Juara 1 Nasional Business Plan Competition UMP 2019, menjadi delegasi KBMI IPB (2019/2020), finalis National Business Plan Competition Universitas Udayana, Bali (2020), Awardee Agrosociopreneur funding at IPB University (2020), Best Sociopreneur at IPB University (2021), 3rd winner of KS Challenge UGM (2021), Awardee KBMI Funding (2021), 1st runner-up winner of KMI Expo 2021, 1st winner of NEMO (2021).

Pramita juga pernah menjadi finalis dalam Kreasi Inovasi Urang Bogor (KRIBO) 2021, Awardee P2MW Funding (2022) dan Juara 1 KMI Expo 2022.

Sementara PraMitss Beauty baru bisa berjalan di akhir 2021 lalu. “Ini juga awalnya dari permasalahan sendiri yaitu kulit saya yang sensitif dan ada jerawat. Saya menemukan potensi sarang burung walet dari khasiatnya, kemudian coba untuk diriset. Saya mengikuti kelas formulasi internasional (formula botanica) dan coba untuk survey konsumen dengan produk masker PraMitss Beauty,” ceritanya.

Dari sarang burung walet itu, bahannya dihaluskan untuk dijadikan bahan produk kosmetik. Bahan itu kemudian dijadikan produk turunan seperti produk kosmetik PraMitss Beauty. Sejauh ini Mita sudah memiliki produk masker organik bubuk dan facemist oxygen untuk perawatan kulit. Kini, Mita sedang mengembangkan produk baru berupa sabun wajah.

“Kandungan antioksidan dan kolagen yang tinggi mampu mengatasi permasalahan kulit berjerawat, sensitif serta tanda tanda penuaan dini seperti bruntusan, kusam, kering dan lain-lain,” jelas Mita.

Produk sabun wajah berbentuk bubuk juga akan segera dilauching. “Untuk sabun bubuk (powder cleanser) dan minuman kolagen walet akan launching segera,” ujarnya. Mita juga mulai mengembangkan produk minuman sarang burung wallet.

Ia menjelaskan, sarang burung walet justru kebanyakan diminum karena baik untuk imunitas tubuh. Tentu melalui proses yang higienis dan sarang burung waletnya sudah terjamin bersih sebelum dikeringkan dan dihaluskan.

Produk dengan branding Maroest Healthy ini merupakan minuman sarang burung walet putih. Produk ini hadir dengan formulasi khusus untuk menunjang gaya hidup sehat masyarakat luas. 

“Tingginya kandungan glikoprotein pada sarang burung walet dipercaya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Produk Maroest Healthy, hadir dengan memanfaatkan protein dan asam amino, dengan penambahan varian rasa alami dari bahan nabati,” urainya.

Terbaru, Mita juga mengembangkan produk partnership bersama dengan Yayasan Jimmy Hantu Foundation berupa sabun batang dengan kandungan minyak zaitun dan susu. “Kita mau bikin versi bubuknya agar lebih awet. Kami sedang diriset,” ungkap perempuan yang suka travelling dan diskusi itu.

Pramitss Beauty juga tak kalah gemilang. Mita mendapat penghargaan mulai dari Awardee MBKM funding (2021), finalist of Startup Campus Batch 2 (2022), Awardee P2MW funding (2022), Tenant Incubie Science Technopark IPB (2022), Winner of Oopreneur Challenge by Orderonline.id (2022) dan mencatatkan diri sebagai 20 Finalist of Stellar Women (2022).

Pramita Nurillisan bertekad untuk terus berkarya dalam berbagai kesempatan. Ia juga sering diundang menjadi narasumber, menjadi mentor juga untuk kegiatan inkubator bisnis kampus dan terus berjuang mempresentasikan ide bisnis ke berbagai calon investor baik nasional maupun internasional.

“Saya ingin tetap menjalankan amal jariyah, tetap bisa membantu banyak orang. Agar manfaatnya terus mengalir, bahkan setelah meninggal pun. Akhirnya, ya semua orang memiliki tujuan yang sama, meraih ridha Tuhan,” pungkasnya tersenyum manis. ***

 

Tinggalkan Komentar