Muhammad Subroto

Berdayakan Masyarakat Lewat Bisnis Kuliner

Pengusaha Kuliner (Sate Kelathak) Alumni IPB Angkatan : Lulus Tahun 2007 Jurusan/Fakultas : FAPET-S1

Sosok pria lulusan Fakultas Peternakan (FAPET), Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2007 bernama Muhammad Subroto kini mampu memberdayakan masyarakat lewat bisnis kulinernya. Subroto yang akrab dipanggil Mas To memulai bisnis kulinernya tahun 2015 silam.

Sebelum memulai bisnis kulinernya, di tahun 2007 setelah lulus dari kuliahnya, Mas To mengawali jiwa wirausahanya dengan bisnis ternak kambing dan domba di Yogyakarta. Selanjutnya pada tahun 2012 ia menekuni bisnis catering untuk keperluan aqiqah.

Dalam perjalanannya Mas To mencoba memberdayakan masyarakat lokal dengan membina peternak kambing. Dari situlah ia tertarik membuka warung sate klathak dengan memanfaatkan produk daging kambing dari peternak binaannya yang sudah mandiri.

Mas To mulai merintis usaha kuliner sate klathak pada 27 Mei 2015 dengan membuka warung kaki lima di daerah Ngampilan, Malioboro, Kota Yogyakarta dan memberi nama warung satenya “Nglathak”, sebuah istilah umum untuk menyebut kebiasaan berkumpul sambil menyantap sate klathak. Selama satu tahun berjalan, warung satenya Mas To pindah di lokasinya sekarang, Jalan Gambiran Karangasem, sejak 3 Desember 2016.

Dilokasi barunya, Mas To mengubah konsep dan tampilan sate klathak yang dijualnya. Interior warung dibuat lebih berwarna, identik dengan anak muda, dan sangat berbeda dengan warung sate pada umumnya. Menu yang ditawarkan pun bertambah dan dimodifikasi. Semua makanan dan minuman tersebut disajikan dengan tatanan yang menarik. Sengaja dibuat instagramable. Jadi ramah untuk konsumen yang hobi berfoto.

Selain mencari keuntungan dalam bisnisnya, niat Mas To mengembangkan Warung Nglathak berusaha mendukung pemberdayaan masyarakat lokal. Warungnya ini ingin berdaya bersama dan memanfaatkan potensi lokal.

Prinsip peduli terhadap masyarakat sekitar ditunjukannya dengan tetap membeli daging dari peternak kambing dan domba di daerah Bantul, serta memberi keilmuannya kepada peternak, terutama dalam menjaga kualitas daging yang dihasilkan.

Tak hanya memberdayakan peternak lokal, Mas To juga menggunakan beras organik dari petani di Magelang, dan Yoghurt dari peternak sapi perah di daerah Cangkringan, Kabupaten Sleman. Sementara bahan dasar susu untuk meracik yoghurt didapatkan dari peternak sapi perah di daerah Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Tinggalkan Komentar