Menjaga Gagasan Besar Perikanan Nasional
Lihai dan aktif di organisasi, Kusdiantoro adalah alumni Fakultas Perikanan IPB University yang dikenal banyak orang saat masih menjadi aktivis mahasiswa. Pria kelahiran Indramayu, 10 Juli 1977 ini sangat lekat dengan jabatan-jabatan strategis di organisasi kemahasiswaan IPB University.
Tahun 1998-1999, Kusdiantoro (C33) dipercaya organisasinya menjadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa PSP (HIMAFARIN) FPIK IPB. Rupanya sikap kritis Kusdiantoro muda dan jiwa organisatoris sudah mendarah daging. Pada tahun 1999-2000 dia dipercaya menjadi Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (BEM FPIK) IPB.
Setelah menjadi Ketua HIMAFARIN dan Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa FPIK IPB, pada tahun yang sama (1999) Kusdiantoro ditampuk sebagai Sekretaris Jenderal/Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (HIMAPIKANI) yang beranggotakan lebih dari 45 Perguruan Tinggi (saat itu) hingga tahun 2001.
Menurutnya, salah satu hal besar yang diperjuangkan mereka ketika itu adalah terbentuknya Departemen Perikanan dan Kelautan, termasuk mengajukan konsep kelembagaan departemen kepada Menteri Eksplorasi Laut yang saat itu dijabat Sarwono Kusumaatmadja.
“Kami ajukan konsep tersebut tepat 2 hari setelah dilantik Bapak Sarwono dilantik menjadi menteri,” kata Kusdiantoro.
Meskipun saat ini sudah dipercaya menjadi Sekretaris Badan Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Wahyu Sakti Trenggono, kelihaian suami dari Maya Wilakstanti dalam berorganisasi terus mendapatkan dukungan dan kepercayaannya dari para alumni sarjana perikanan.
Bagaimana tidak, sejak tahun 2014-sekarang ayah dari tiga anak yakni Abrar Ardiona, Arga Abyantara, dan Adishree Amaranggana ini masih tetap dipercaya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI) untuk periode kedua, setelah sebelumnya menjabat sebagai Sekjen ISPIKANI pada periode 2014-2019.
Kusdiantoro mengatakan, untuk meraih kesuksesan dalam berkarir diperlukan kerja yang tidak biasa. Upaya-upaya untuk sukses dalam berkarir, kata dia, memang butuh effort yang luar biasa. Seringkali harus bekerja over time. Dia memiliki prinsip selalu bekerja melebihi gaji atau bayaran yang diterima.
"Dulu waktu posisi di Humas, pekerjaan menuntut seperti itu. Orang lain jam 4 sore sudah pulang, kami masih lanjut. Paling cepat pulang jam 8 malam, sampai rumah jam 10 malam," kata alumni IPB Departemen Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan IPB University ini.
Menurut Kusdiantoro, seringnya bertemu dengan pimpinan yang beragam membuat dirinya semakin terampil dan terasah. Tantangan yang dihadapi membuatnya mampu menciptakan solusi-solusi untuk menghadapi tantangan tersebut. Di samping itu, inovasi dalam bekerja dan pelayanan yang prima juga menjadi kunci keberhasilannya.
Memegang dua jabatan penting di lembaga yang berbeda di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan ISPIKANI, malah semakin membuat langkahnya bersinergi untuk membawa sektor perikanan Indonesia berjaya di masa mendatang.
Bersama ISPIKANI, Kusdiantoro menyiapkan rencana besar dalam mendukung pemerintah dalam mengembangkan sektor perikanan dengan menyusun blue print (cetak biru) yang dimulai dari hilir, yaitu pengolahan dan pemasaran, kemudian dilanjut dengan masalah sosial ekonomi perikanan, budidaya perikanan, perikanan tangkap, sumber daya manusia (SDM) perikanan, tata ruang serta pengawasan usaha perikanan.
“Jadi dilihat dulu kebutuhan pasar produk perikanan di dalam dan luar negeri, serta tingkat kesukaan konsumen akan komoditas dan ragam olahannya kedepan,” kata Kusdiantoro.
Sebagai Sekjen ISPIKANI, Kusdiantoro mempunyai tugas yang tidak mudah. Dia harus mengawal penuh cetak biru gagasan “Perikanan Emas 2045” para anggota ISPIKANI dapat terealisasi sebagai sebuah kerangka pemikiran dan milestone jangka panjang pembangunan perikanan nasional.
“Perikanan Emas 2045, adalah legacy ISPIKANI sebagai organisasi profesi dari kumpulan sarjana perikanan Indonesia dalam blue print pembangunan perikanan nasional. Saya harus mengawal gagasan besar ini,” kata dia.
Menurutnya, pengolahan perikanan merupakan suatu sub sektor yang sangat strategis dalam pembangunan perikanan. Karena, perikanan Indonesia dari sisi produksi sudah cukup baik, namun perlu adanya peningkatan dan determinasi dari sisi pengolahan dan pemasaran. *