Penemu Lubang Biopori Peraih Kalpataru
Penemu Lubang Biopori Peraih Kalpataru Alumni IPB Angkatan : 6 (1968) Jurusan/Fakultas : FAPERTA-S1
Kamir Raziudin Brata, pria kelahiran 12 Desember 1948 ini berhasil mengembangkan teknologi sederhana yang murah dan mudah dilakukan oleh setiap orang, serta multi guna. Teknologi yang dikembangkannya ini mampu mengatasi banjir. Teknologi ini dikenal sebagai teknologi Lubang Resapan Biopori (LRB).
Teknologinya ini bukan hanya mampu mengatasi banjir, kegunaan lainnya mencegah erosi dan longsor, meningkatkan cadangan air bersih, penyuburan tanah dan mengubah sampah organik menjadi kompos sehingga mengurangi emisi gas metan yang jauh lebih kuat dalam menyebabkan pemanasan global dibandingkan gas karbondioksida. Manfaat tersebut telah teruji secara ilmiah di lahan percobaan sejak tahun 1993, maupun secara empiris di berbagai tempat yang sudah menerapkannya dengan benar.
Inovasinya itu adalah wujud kepedulian dan rasa tanggung jawab yang sudah sejak lama bergelut dalam disiplin ilmu tanah. Anak petani ini, semakin merasa terpanggil untuk berkarya bagi masyarakat luas. Semenjak lulus SMA, ia melanjutkan pendidkan di IPB untuk mendalami ilmu-ilmu dan teknologi pertanian pada tahun 1968.
Kecintaannya pada ilmu tanah membuat ia memilih untuk mengawali karir sebagai Penanggung Jawab Test Farm P4S-IPB pada tahun 1974 selepas ia menyelesaikan kuliah S1. Kemudian sejak tahun 1976 ia aktif mengajar di Program Studi Ilmu Tanah di IPB. Untuk memperdalam ilmu tanah, ia pun mengambil S2 bidang studi Soil Physics di The University of Western Australia pada tahun 1992. Sejak itulah ia mulai fokus melakukan penelitian tentang mulsa vertikal yang akhirnya dikenal dengan nama lubang resapan biopori.
Beberapa penelitiannya terkait hal itu antara lain “Pemanfaatan Sisa Tanaman Sebagai Mulsa Vertikal (Vertical Mulch) dalam Usaha Konservasi Tanah dan Air pada Pertanian Lahan Kering di Latosol Darmaga†(1993), “Efektivitas Mulsa Vertikal (Vertical Mulch) dalam Pengendalian Aliran Permukaan, Erosi, dan Kehilangan Unsur Hara Pada Pertanian Lahan Kering di Latosol Darmaga†(1994), dan “Penggunaan Cacing Tanah Untuk Peningkatan Efektivitas Mulsa Vertikal Sebagai Tindakan Konservasi Tanah dan Air Terpadu pada Pertanian Lahan Kering di Latosol Darmaga†(1995).
Atas inovasinya, Kamir R Brata meraih berbagai penghargaan. Pada tahun 2007, Walikota Bogor memberinya penghargaan sebagai “Inovator Teknologi Lubang Resapan Bioporiâ€. Gubernur DKI juga menyematkan penghargaan sebagai “Motivator Penerapan Teknik Lubang Resapan Biopori di Provinsi DKI Jakarta†kepadanya pada tahun 2008. Kemudian pada tahun 2009 Presiden RI mengganjarnya dengan penghargaan “Satyalancana Karya Satya 30 Tahunâ€. Lalu pada tahun 2010 ia juga menerima penghargaan “Inspirasi Indonesia†dari Direktur Utama SCTV pada tahun 2010 serta memperoleh penghargaan Kalpataru tahun 2015.