Gigin Mardiansyah

Gagas Boneka Horta Berdayakan Desa

Owner Kampung Horta Alumni IPB Angkatan : 39 (2002) Jurusan/Fakultas : AGH/FAPERTA-S1

Rendahnya minat anak-anak terhadap pertanian menjadi alasan sosok Gigin Mardiansyah mengembangkan boneka horta. Boneka horta sendiri merupakan media edukasi yang memanfaatkan limbah industri penggergajian kayu. Serbuk tersebut kemudian dibentuk menyerupai boneka berbagai karakter yang di dalamnya ditanamkan bibit-bibit rumput yang akan tumbuh layaknya rumput di pekarangan.

Pria kelahiran Purwakarta, 23 Maret 1984 ini menuturkan kisahnya mengembangkan boneka horta digagas bersama dua rekannya sejak 2004, namun seiring berjalannya waktu kedua koleganya itu memilih berkarir di perusahaan swasta. Namun, karena kegigihannya Gigin kini bisa tersenyum lebar, gagasan dan perjalanan panjangnya membuahkan hasil.

Kini lulusan Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB angkatan 39 ini, tak hanya fokus pada produksi boneka horta. Sejak 2013 ia mulai mengembangkan sayap bisnisnya pada sektor jasa, bernama Kampung Horta. Ia menyulap kampung kecil di Desa Ciomas Rahayu Kabupaten Bogor menjadi destinasi wisata edukasi berbasis kearifan lokal.

Menjaga tradisi dan kearifan budaya lokal kerap mendapat tantangan berat ketika dihadapkan dengan arus modernisasi dan urbanisasi yang makin ganas. Namun, ketika dikolaborasikan dengan bisnis jasa, upaya tersebut bisa menjadi ringan bahkan mendatangkan keuntungan.

Kampung Horta ini menawarkan berbagai pelatihan membuat boneka horta, pelatihan teknik dasar menyablon secara manual, pelatihan membuat terarium atau taman mini dalam gelas kaca, mewarnai layang-layang dan caping petani, pelatihan teknik menanam menggunakan hydrogel hydroponik, pengenalan biopori, hingga pelatihan pengomposan sampah organik.

Tak mudah bagi Gigin mengajak warga desa dalam ide besarnya. Satu prinsip yang ia pegang, ingin memajukan warga agar kelak mereka mampu berdaya secara mandiri.

Awal berdiri Kampung Horta, tak banyak pengunjung yang hadir, hanya berkisar 3-4 kunjungan perbulan. Namun, berkat keuletannya kini wisata Kampung Horta bisa menerima kunjungan 15-20 rombongan dalam sebulan.

Hingga kini Kampung Horta telah memiliki 20 pemuda instruktur pelatihan terlatih, melibatkan 30-an kaum ibu yang siap melayani konsumsi para wisatawan, serta beberapa bapak yang menyediakan sawah dan kerbau untuk sarana bermain pintar. Mereka semua murni warga desa setempat.

Dana pertukaran jasa antara masyarakat mengalir dan membantu ekonomi masyarakat setempat. Sebagian dana disisihkan juga untuk membangun saung untuk para tamu.

Tinggalkan Komentar